TIMES JABAR, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf berharap polemik yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah tidak dipolitisasi.
Pihaknya menegaskan bahwa NU siap menjembatani komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat di Desa Wadas.
“Insya Allah Nahdlatul Ulama siap hadir guna mendampingi rakyat dan membantu pemerintah dalam melancarkan komunikasi antara pemerintah dengan rakyat itu sendiri sehingga polemik yang terjadi tidak berlarut-larut,” ujar Gus Yahya yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Hal ini disampaikan Gus Yahya dalam acara Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah dan Harlah ke-99 NU secara virtual pada Kamis (10/2/2022) malam.
Hadir juga dalam acara tersebut antara lain anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jawa Tengah, Rais Syuriah Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Tengah Ubaidillah Shodaqoh, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori dan Wali Kota Semarang.
Gus Yahya juga mengajak seluruh pihak bersama-sama membangun komunikasi yang baik guna mencari jalan keluar atas problem yang masih terjadi di Wadas.
“Kita tidak perlu tergesa-gesa menjadikan politisasi masalah semacam ini sebagai masalah antara pemerintah dengan rakyat, masalah pemerintah menindas rakyat, dan sebagainya. Kita tidak boleh berlebihan dalam soal ini,” kata mantan Jubir Presiden ke-4 Gus Dur itu.
Gus Yahya percaya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akan merampungkan persoalan terkait penambangan batu andesit di Desa Wadas dengan baik. Mengingat Purworejo dinilai memiliki ikatan emosional dengan Ganjar.
“Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik dan kalau saya pribadi sangat yakin bahwa ini bisa diselesaikan dengan baik oleh Gubernur Jawa Tengah. Karena ini masalahnya dengan tetangga pak Ganjar yang juga orang Purworejo,” ucap salah satu tim mentor GP Ansor dan Banser Nasional itu.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut dukungan dari PBNU yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, menjadi energi tambahan agar pemerintah bisa berkomunikasi lebih baik lagi bersama dengan masyarakat Desa Wadas baik yang pro maupun kontra bisa saling menghargai dan memahami.
“Sehingga nanti akan semakin memudahkan langkah-langkah dalam mencari solusi yang paling bagus guna menangani konflik yang masih ada di Desa Wadas,” tukas Ganjar Pranowo.
Sebagaimana duberitakan, konflik lahan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kembali terjadi kali ini antara aparat dan warga. Kericuhan terjadi saat akan dilaksanakan pengukuran lahan oleh pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang dikawal aparat kepolisian pada Selasa (8/2/2022). (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: KH Yahya Cholil Staquf: PBNU Siap Dampingi Warga Desa Wadas
Pewarta | : Imam Kusnin Ahmad |
Editor | : Imam Kusnin Ahmad |