TIMES JABAR, SUMEDANG – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kecamatan Jatinangor ke-21 dan HUT Kabupaten Sumedang ke-443, sejumlah komunitas peduli lingkungan, budaya dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) lakukan penanaman pohon bersama di area lahan kritis kaki gunung Manglayang blok Nangoh Desa Cibeusi, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (6/4/2021).
Pembina Yayasan Incu Buyut Peduli Djatinangor (Yayasan Ibu Djati), Den Ato mengatakan, lebih dari 1500 pohon dari berbagai jenis ditanam di area lahan kritis kaki gunung manglayang. Mengingat, sebagian besar kawasan Jatinangor sudah dipadati perumahan, bangunan perguruan tinggi, apartemen dan akses Tol Cisumdawu.
"Penghijauan atau penanaman pohon di kawasan Jatinangor dinilai perlu. Terlebih, area resapan air sekarang semakin berkurang," katanya.
Menurut Den Ato, menanam pohon merupakan budaya Indonesia shingga, Ibu Djati terpanggil untuk melakukan penghijauan dan melestarikan alam.
Perwakilan Komunitas Budaya Srita Matra, Nyimas Ayu Mayangsari ikuti kegiatan menanam pohon di kaki gunung Manglayang (FOTO: Alan Dahlan/TIMES Indonesia)
Ia melanjutkan, budaya menanam pohon merupakan aksi salahsatu upaya pencegahan dari bencana banjir dan longsor.
"Selain di area kaki gunung manglayang, penanam pun pohon dilakukan di area gunung geulis dan sekitar waduk Jatigede," tandasnya.
Dikesempatan itu, perwakilan salah satu komunitas budaya yang ikut serta melakukan aksi menanam pohon Srita Matra (Srikandi Masyarakat Adat Nusantara) Divisi Cagar Budaya dan Lingkungan Hidup, Nyimas Ayu Dewi Mayangsari mengapresiasi positif kegiatan penghijauan tersebut.
"Ini merupakan aksi nyata semua pihak mulai dari masyarakat, komunitas, institusi di Sumedang. Diharapkan, kegiatan menanam pohon terus dilakukan terutama di area lahan kritis," katanya.
Dikatakannya, aksi menanam pohon harus terus dilakukan tak hanya pada momentum HUT Kecamatan Jatinangor ke-21 dan Kabupaten Sumedang ke-443 saja.
"Kami berharap aksi penanaman pohon dilaksanakan secara berkelanjutan mengingat, kawasan resapan air di Sumedang dinilai semakin berkurang," ucapnya. (*)
Pewarta | : Alan Dahlan (MG-299) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |