TIMES JABAR, BANDUNG – Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) PWNU Jawa Barat, berkomitmen meningkatkan digitalisasi dalam rangka tata kelola organisasi yang akuntabel. Hal itu tertuang dalam keputusan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Lazisnu Jawa Barat, pada Minggu (5/3/2023).
"Itu salah satu komitmen kami ke depan bagaimana lebih masif penggunaan teknologi digital dan terintegrasi," ujar Ketua Lazsinu PWNU Jawa Barat, Qomarudin.
Dalam Rakorwil yang digelar di gedung PWNU Jawa Barat tersebut hadir perwakilan Lazisnu PBNU, pengurus PWNU Jawa Barat, serta pimpinan Lazisnu PCNU se-Jawa Barat. Dalam kesempatan itu juga hadir Pembina Lazisnu Jawa Barat, KH Lukman Hakim dan beberapa perusahaan mitra Lazisnu Jawa Barat.
Qomarudin mengatakan, program digitalisasi diterapkan secara menyeluruh dalam pengelolaan organisasi. Mulai dari proses pelaporan yang terintegrasi sejak tingkat UPZIS ranting, hingga Lazisnu PWNU Jabar untuk dilanjutkan ke Lazisnu PBNU.
"Pengurus Lazisnu di semua tingkatan kita dorong agar dalam melakukan kerja keumatan ini secara koheren, tidak berjalan sendiri-sendiri dan sesuai SOP organisasi," ujar Qomarudin.
Dua hal lainnya yang menjadi keputusan Rakorwil adalah melakukan kerjasama Lazisnu di tingkat kabupaten dan kota dengan korporasi di daerah masing-masing. Selain itu para pengurus Lazisnu juga diharapkan menyusun program keumatan yang dinamis dan tepat sasaran.
"Kita satukan persepsi di semua tingkatan untuk mengacu pada keputusan-keputusan SOP Lazisnu PBNU," ujar Qomarudin.
Lazisnu Jawa Barat, dijelaskan Qomarudin, saat ini memiliki beberapa program unggulan melalui pengelolaan zakat, infak dan sedekah. Diantaranya pemberian bantuan sosial kepada masyarakat miskin, bantuan kepada korban bencana alam hingga program bantuan usaha produktif.
"Alhamdulilah dari usaha produktif ini banyak warga yang terbantu untuk mengembangkan usaha khususnya di sektor UMKM," ujar Qomarudin.
Sementara itu, Pembina Lazisnu Jawa Barat, KH Lukman Hakim, berpesan agar para pengurus atau amil zakat agar terus melakukan kegiatan keumatan secara masif, terorganisir dan akuntabel. Tiga hal tersebut menjadi modal untuk mengukuhkan kepercayaan masyarakat pada lembaga di bawah naungan NU tersebut.
"Karena dengan kepercayaan masyarakat itulah organisasi ini akan besar," ujar KH Lukman Hakim.
Ia juga menegaskan betapa mulianya seorang amil dalam menyalurkan zakat, infak dan sedekah. Secara tidak langsung kerja-kerja para amiljuga dalam rangka menyelamatkan para saudagar atau aghniya yang telah memiliki kewajiban zakat.
"Lazisnu Jawa Barat harus bisa menjadi contoh atau role model dalam pengelolaan zakat yang akuntabel, terorganisir dan berbasis teknologi digital," ujar KH Lukman Hakim. (*)
Pewarta | : Nurhidayat |
Editor | : Deasy Mayasari |