https://jabar.times.co.id/
Berita

Seni Ujungan Meriahkan Hari Jadi Majalengka

Selasa, 07 Juni 2022 - 20:36
Seni Ujungan Meriahkan Hari Jadi Majalengka Pentas seni ujungan Majalengka. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, MAJALENGKA – Pertunjukan Seni Ujunganmewarnai peringatan Hari Jadi Majalengka yang ke-532 yang dipusatkan di Gedung Negara Pendopo Bupati Majalengka, Selasa (7/6/2022).

‎Pertunjukan seni Ujungan berasal diperagakan oleh Padepokan Bunilaya Kuda Putih dari Desa Cengal, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Ketua Padepokan Bunilaya Kuda Putih, Taufik Hidayat mengatakan, pertunjukan seni Ujungan merupakan sebuah ritual untuk memohon hujan pada masa leluhur.

"Kami tampil di sini sekaligus untuk melestarikan seni tradisi khas Majalengka yang kini nyaris punah," ungkapnya.

Taufik menambahkan, ‎Seni Ujungan merupakan seni tradisional warisan leluhur yang dimiliki Kabupaten Majalengka. Dalam catatan yang ia terima, Seni Ujungan telah ada sejak tahun 1400 yang lalu.

"Kini keberadaannya tersisa hanya ada di Desa Cengal, Kecamatan Maja. ‎ Kesenian ini ditampilkan sebagai sarana adu kanuragan untuk seleksi prajurit pengawal Kerajaan Talaga Manggung," ujarnya.

Taufik menjelaskan, seni Ujungan dimainkan oleh dua orang pemain dengan satu orang wasit atau kamandang, kesenian ini pun diiringi dengan tabuhan gamelan, kendang pencak, serta para pemain menari mengikuti suara gamelan.

Gerak tari yang ditampilkan adalah gerak tari yang menunjukan atau melambangkan kekuatan tubuhnya dan kelincahan menghindar dari “sabet”an lawan.

"Dalam geraknya ini merupakan bentuk perlawanan atau bentuk adu kekuatan, namun setelah pertunjukan usai, para pemain tidak ada unsur dendam atau sejenisnya, rasa kekeluargaan dan sportivitasnya tetap terjaga dengan baik," jelasnya.

Kelengkapan properti yang digunakan dalam seni Ujungan ini, yaitu dua buah tongkat pemukul rotan sepanjang 70 centimeter. Sementara, ‎untuk pelindung kepala bernama Balakutak.

Lantas apa perbedaannya dengan Sampyong? Taufik menjelaskan, dalam Seni Ujungan tidak ada batasan hitungan maupun pengecualian target sasaran pemukulan yang dilakukan oleh para pemainnya saat bertarung.

"Bedanya, dalam Seni Ujungan Tak ada aturan, pokoknya bebas. Para petarung atau jawara itu sesuka hati melayangkan sabetan atau pukulan bilah rotan ke lawannya mulai dari kepala sampai ujung kaki," ucapnya.

Taufik menuturkan, dalam perjalanannya, tahun 1960 sempat ada larangan untuk mementaskan kesenian Ujungn, karena mengandung unsur kekerasan.

Tahun 2009, Seni Ujungan kembali dimunculkan. Sanggar Seni Padepokan Bunilaya Kuda Putih hadir dengan  sedikit penyesuaian dengan tidak mengandung unsur kekerasan. 

"Seni Ujungan lebih mengedepankan nilai seni pertunjukan. Keberadaannya dapat dilestarikan sekaligus mendorong menjadi sebuah identitas seni tradisional Majalengka, termasuk di Hari Jadi Majalengka ini," ujarnya. (*)

Pewarta : Herik Diana (MG-406)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.