TIMES JABAR, MAJALENGKA – Seni bela diri tradisional pencak silat hampir punah di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Silat sering juga disebut dengan maenpo. Namun, kebanyakan orang tidak mengetahui istilah maenpo tersebut.
Hal ini dibuktikan dengan survei yang dilakukan salah seorang guru di Kabupaten Majalengka, Asep Andri Irawan. Asep berkeliling ke sejumlah warga perihal maenpo, akan tetapi tak banyak orang tahu hanya warga yang sudah berusia lanjut saja yang mengetahui hal tersebut.
Asep mengatakan maenpo adalah istilah lain dari pencak silat yang berasal dari bahasa Sunda.
"Jadi orang Sunda menyebut silat itu beragam seperti ulin, amengan, atau usik, sehingga silat ini dinamakan maenpo," katanya kepada TIMES Indonesia, Jumat (19/3/2021).
Menurutnya, silat memiliki sisi keunikan seperti tata geraknya, filosofinya, dan kaidah yang digunakannya. Silat ini salah satu seni tradisional yang hampir punah. Dimana silat ini hanya bisa ditemui di sejumlah daerah antara lain Bandung, Garut, dan Cianjur sebagai pusatnya.
Ia menjelaskan silat memang sangat bagus jika ditinjau dari segi olahraga untuk kesehatan, sedangkan dari sisi psikologis untuk ketenangan jiwa dalam mengolah rasa dan kepekaan terhadap hal-hal kecil, seperti tidak mudah kagetan, tidak penakut, disiplin, peduli dan reflek mengambil tindakan terhadap sesuatu yang mengancam atau yang berakibat negatif terhadap dirinya.
"Silat mengandalkan kecepatan tangan sehingga layak disebut sebagai beladiri praktis yang bernuansa main pukulan dengan filosofinya kuring anggeus anjeun kakara arek," ucapnya.
Menurutnya, bela diri ini sangat bagus diimplementasikan karena mengandung unsur gerak enerjik yang sangat baik untuk kesehatan dan yang sangat baik juga diterapkan di situasi nyata untuk membela diri.
"Karena maenpo yang diaplikasikan secara benar menganut prinsip one shoot one kill, bergerak cepat tanpa buang-buang waktu dan segera mengakhiri atau melumpuhkan dengan secepat-cepatnya," terangnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, warga Majalengka yang juga merupakan masyarakat Sunda harus melestarikan dan turut serta mempopulerkannya.
"Dengan sering mensosialisasikannya seperti di media sosial dan membuat komunitas maenpo Majalengka. Namun untuk mendirikan perguruan pencak silat harus memiliki jalur/sanad yang jelas," ucapnya. (*)
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |