TIMES JABAR, BANTUL – Pemerintah Kabupaten Bantul (Pemkab Bantul) mengambil langkah tegas dalam upaya memutus rantai penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan menutup sementara Pasar Hewan Imogiri selama 14 hari, mulai 14 hingga 27 Januari 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menjelaskan keputusan ini dilakukan menyusul meningkatnya kasus PMK di wilayah Bantul.
"Hingga saat ini, tercatat ada 322 ekor ternak yang terjangkit PMK, dengan 32 ekor mati dan 2 ekor dipotong paksa. Harapan kami, penutupan ini dapat memutus rantai penyebaran virus PMK," ujar Joko Waluyo saat memantau kegiatan penutupan Pasar Hewan Imogiri, Selasa (14/1/2025).
Joko juga mengungkapkan tingginya lalu lintas ternak di Pasar Hewan Imogiri, yang menjadi salah satu faktor penyebaran virus.
“Pasar ini sering menerima ternak dari luar Kabupaten Bantul. Kebanyakan ternak yang ada di sini berasal dari luar daerah, sehingga penutupan ini sangat penting untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut,” jelasnya.
Sebagai bagian dari langkah pencegahan, hari ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul melakukan kegiatan disinfektan menyeluruh di seluruh fasilitas Pasar Hewan Imogiri. Penyemprotan disinfektan diharapkan dapat mensterilkan area pasar dari potensi virus.
Sebelum wabah PMK, Pasar Hewan Imogiri mampu mencatat transaksi hingga 600-700 ekor sapi setiap harinya. Namun, dalam beberapa hari terakhir, jumlah ternak yang diperdagangkan menurun drastis menjadi sekitar 50 ekor saja.
“Para pedagang sudah mulai menyadari bahaya PMK ini. Semoga dengan langkah ini, penyebaran virus dapat dihentikan,” tambah Joko Waluyo.
Ditambahkan, Lurah Pasar Hewan Imogiri, Turadi,bahwa sebelum penutupan pasar, pihaknya telah berkoordinasi dengan ketua-ketua paguyuban ternak serta blantik-blantik terkait penutupan pasar hewan ini.
“Penutupan ini dilakukan secara massal untuk semua jenis hewan ternak, baik kambing, domba, maupun sapi. Dua pasaran ke depan, insyaallah kita bisa bersih dari PMK,” ungkap Turadi.
Turadi juga menambahkan bahwa Pasar Hewan Imogiri biasanya mencatat perputaran hingga 400-500 ekor sapi setiap harinya, belum termasuk kambing. “Jika tidak ada PMK, transaksi di pasar ini sangat tinggi. Kami berharap dengan langkah ini, kondisi pasar bisa kembali normal dan peternak dapat berdagang dengan aman,” pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Imbas PMK, Pemkab Bantul Resmi Tutup Pasar Hewan Imogiri
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Ronny Wicaksono |