TIMES JABAR, CIANJUR – Muthia Salma, mahasiswi berusia 20 tahun asal Cianjur, merupakan anak bungsu dari empat bersaudara yang kini menempuh pendidikan S1 Kebidanan di Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani).
Sehari-hari, Muthia juga bekerja sebagai host live part time di bidang pakaian. Hobi yang digelutinya meliputi makeup dan travelling, sementara akun media sosialnya aktif melalui Instagram @smuthiaaa dan TikTok @mthiess.
Prestasi Sejak Kecil
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Muthia telah menunjukkan minat besar dalam seni dan budaya. Ia pernah meraih Juara 1 Tari Jaipong tingkat Kecamatan dan Juara 2 Tari Jaipong tingkat Kabupaten yang mengasah kedisiplinan dan rasa percaya diri serta menumbuhkan semangat melestarikan budaya lokal.
Kemudian ketika beranjak remaja, Muthia kembali menorehkan prestasi dengan Juara 3 Project Fashion Runway, sebuah ajang yang membuka wawasannya di bidang desain busana dan kreativitas.
Muthia juga memperoleh penghargaan dalam ajang Inovasi dan Teknologi bertema “Kartini Modern dalam Mewujudkan Bumi Hijau”, yang menekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga sektor lingkungan.
"Selain itu, alhamdulillah saya juga aktif di kegiatan sekolah, seperti paskibraka tingkat kecamatan saat SMP dan Pramuka Garuda di masa SMA," kata Muthia dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, Kamis (4/9/2025).
Perjalanan Akademik dan Sosial
Sebagai mahasiswi kebidanan, Muthia kerap terjun langsung dalam praktik klinik, mendampingi pemeriksaan kehamilan hingga edukasi kesehatan bagi remaja dan ibu menyusui.
Pengalaman ini membentuk kepekaannya terhadap empati, ketelitian, serta komunikasi lintas masyarakat. Ia juga aktif mengikuti seminar kesehatan reproduksi, pengabdian masyarakat, hingga volunteer dalam edukasi ibu hamil di desa binaan.
"Menurut pandangan saya, bahwa dunia kebidanan itu bukan hanya soal keahlian medis, tetapi juga tentang mendengarkan, mengedukasi, dan menguatkan pasien," ujarnya sembari tersenyum manis.
Mojang Jajaka sebagai Wadah Pengembangan
Ketertarikan Muthia pada ajang Mojang Jajaka (Moka) berawal dari kesadaran bahwa kepercayaan diri yang ia miliki perlu diarahkan ke hal positif. Ia memandang Moka bukan sekadar kontes penampilan, melainkan wadah untuk menginspirasi, mempromosikan budaya, hingga mendukung UMKM lokal.
"Saya yakin dan percaya bahwa kepercayaan diri itu bukan hanya untuk tampil saja, tetapi juga untuk memberi dampak nyata bagi orang lain,” imbuhnya mengungkapkan dengan nada penuh semangat.
Harapan ke Depan
Lebih lanjut dengan segala dukungan orang tua, teman, dan lingkungan sekitar, Muthia berkomitmen menyelesaikan kuliah kebidanan dan menjadi tenaga kesehatan profesional yang beretika.
Di sisi lain, dirinya ingin terus berkembang melalui pengalaman Moka, bukan hanya dalam ranah budaya dan pariwisata, tetapi juga ikut memajukan UMKM daerah.
"Bagi saya menjadi bidan dan duta budaya adalah dua peran yang bisa berjalan beriringan, demi menciptakan perubahan positif bagi masyarakat sekaligus menjaga identitas lokal," tandasnya. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Faizal R Arief |