https://jabar.times.co.id/
Berita

Mengenal dr Dipo Kencono dan Kontribusinya pada Pendirian RS Al Islam Bandung

Sabtu, 12 November 2022 - 13:50
Mengenal dr Dipo Kencono dan Kontribusinya pada Pendirian RS Al Islam Bandung Caption 1: dr. Diipo Kencono, Sp.Bm di tempat praktek pribadinya jl Yupiter Tengah Bandung (Foto : Djarot/TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, BANDUNGRS Al Islam Bandung merupakan sakit favorit bagi masyarakat Bandung dan Jawa Barat. Pengobatan yang lengkap disertai dengan tenaga ahli dokter yang berpengalaman membuat rumah  sakit ini jadi bahan referensi masyarakat yang ingin berobat. 

Berdirinya rumah sakit Al Islam ini tidak bermula di Jl Soekarno Hatta, tetapi diawali terlebih dahulu di jalan Awi Bitung Ahmad Yani Bandung. Letak dan lokasi yang terbatas mengharuskan rumah sakit tersebut harus mencari tempat yang lebih layak dan besar lagi. 

Apalagi, ke depan masyarakat bertambah, jumlah penduduk meningkat, tentunya dari sisi parkir saja bisa berdesakan belum lagi, kelancaran ambulans untuk lalu lalang akan terhambat apabila lokasinya kecil dan terbatas sementara pasien tidak bisa dinanti-nanti apabila membutuhkan pengobatan segera.

"Sebelum pendirian RS Al Islam di by pass (lebih  dikenal dulu sebelum Soekarno Hatta), saya pun pernah berkontribusi terhadap pendirian tersebut ," papar dr Dipo Kencono, SpBm. spesial bedah mulut yang sehari-hari berdinas di RS Al Islam dan RS Kebon Jati ini kepada TIMES Indonesia, Selasa, (9/11/2022).

Kehadiran rumah sakit besar selain yang sudah ada di Bandung harus ada juga satu yang bisa ada di wilayah timur. "Akhirnya, RS Al Islam ini jadi pilihan untuk bisa dibangun di kota Bandung bagian timur," ulas dr Dipo. 

Dokter sendiri Dipo berdinas di RS Al Islam sejak 1980. "Dulu dinas di Rumah Bersalin Al Islam Jln Awi Bitung, Jalan Ahmad Yani kala itu sambil membantu panitia pembentukan RS Al Islam Soekarno Hatta,.sebagai sekretaris," tuturnya.

Awal mula pembentukan RS Al Islam, dengan ketua panitia oleh KH EZ Mutaqien (almarhum) sempat mengalami deadlock. "Saya membantu melancarkan proses yang buntu hingga mendapat kepercayaan berupa sumbangan dana sebesar Rp200 jutaan dari Presiden Soeharto kala itu,"ulas dr Dipo.

Tahapan untuk mendapat dana tersebut, lanjutnya, ditempuh dengan membuat surat permohonan bantuan kepada presiden hingga bisa tersampaikan ke mejanya atas bantuan dari seorang pensiunan kolonel yang bekerja di Istana Kepresidenan. "Beliau menjamin surat yang saya buat sampai ke meja Pak Presiden," tutur dr Dipo.

Seminggu setelah surat diberikan, dr Dipo pun dipanggil ke Istana Kepresidenan. Ia menuturkan dirinya harus melalui Sekretaris Negara Soedarmono dan harus menemui Zaid Husein, orang kepercayaan Pak Presiden urusan sumbangan.

"Hasil pertemuan tersebut, semua administrasi yang diajukan disuruh proses ulang agar pencairan segera jalan. Saya bereskan semua saran yang diberikan dan akhirnya, turunlah dana bantuan yang diharapkan," tutur dr Dipo.

Dalam perjalanan kepanitian, KH.EZ Mutaqin mengalami kecelakaan dan meninggal dunia pada 1985. "Akhirnya setelah berembug, saya pun mengajukan Prof A.Sadeli (Guru Besar ITB) sebagai pengganti almarhum. Prof Sadeli pun menyanggupinya sebagai pengganti pak Mutaqin," ujar dr Dipo.

Setelah dana bantuan terealisasi, proses pembangunan pun berjalan. "Tentunya dalam perjalanan pembangunan dan pendirian RS Al Islam tersebut penuh dengan lika liku," sambung dr Dipo.

Selanjutnya, RS Al Islam berdiri sebagai Poliklinik dan beroperasional. "Saya pun sempat berhenti berdinas di RS Al Islam untuk mengambil program dokter spesialis bedah mulut pada 1994," ujar dr Dipo.

Sambil mengisi waktu pembelajaran, sore harinya dr Dipo pun membuka praktik di Jalan Yupiter Tengah 8 no 14 hingga sekarang. "Ternyata, rezeki dari membuka praktik sendiri pun bisa mendukung terhadap biaya kuliah spesialis saya," tutur dr Dipo.

Banyak pasien berdatangan dari daerah sekitar dan juga daerah yang jauh dari rumahnya. "Pasien saya dari mana mana. Daerah Gandapura, kota Bandung pun ada, bahkan di kabupaten ada juga yang berobat ke saya," jelas dr Dipo. 

Ia mengaku selalu menyambut mereka dengan baik dan memberikan solusi untuk sakit mereka. Pasien di sini selain pelanggan ada juga pasien baru yang mendapat informasi dari mulut ke mulut," ulas dr Dipo. 

Setelah beres mengambil program spesialis pada tahun 2001, dr Dipo diminta untuk kembali bergabung di RS Al Islam sebagai tenaga dokter ahli. "Saya bekerja di dua tempat jadinya, RS Al Islam dan RS Kebonjati," ujar dokter yang awet muda ini.

Memang sangat sibuk harus melayani rumah sakit besar tersebut, tapi ia selalu menjaga kesehatan agar bisa berkontribusi. "Sampai sekarang, saya masih berdinas di RS Al Islam Bandung dan Kebon Jati. Saya berharap bisa menjadi bagian manfaat bagi masyarakat Bandung dan Jawa Barat umumnya,"tutur dr Dipo Kencono.  (*)

Pewarta : Djarot Mediandoko
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.