TIMES JABAR, BANDUNG – Usaha Mikro Kecil dan Menengah saat ini harus bertahan melalui beragam ujian. Persoalan naiknya bahan baku di awal tahun, biaya SDM yang mau tidak mau jadi naik, operasional, dll membuat kondisi pelaku UMKM jadi semakin sulit.
Dalam kondisi seperti sekarang, pelaku UMKM harus membuktikan ketahanan dirinya dari ancaman krisis yang digadang-gadang akan terjadi di 2023.
Namun, perkiraan bisa saja salah dan Indonesia akan selalu tetap bertahan dari setiap tantangan dunia apapun. Resesi bisa jadi hanya berlaku untuk negara yang memiliki keterbatasan pada pelaku usaha marginalnya.
Indonesia, adalah negara yang ditopang oleh 85% pelaku usaha UMKM dan selama ini menjadi penyumbang PDB besar serta menyerap tenaga kerja yang besar juga.
Walau merujuk dari katadata.co.id, 21 Februari 2022, 83.4% perusahaan start-up digital terdampak pandemi dan 41,8% start-up digital mengalami penurunan kondisi perusahaan. Pelaku UMKM Bandung, salah satunya tetap optimis menghadapi tantangan ke depannya.
Pelaku UMKM di Bandung, salah satunya adalah Samase yang terus konsisten untuk menebarkan kekuatan branding produk pakaian lelaki yang diproduksinya di seluruh Indonesia, mencoba langkah demi langkah agar bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.
Nirzal Marius hadir sebagai salah satu pembicara di acara seminar Tajir Bandung . (Foto : Djarot/TIMES Indonesia)
Produk baju lelakinya memiliki kualitas eksport yang sudah diakui oleh pembeli-pembeli di Malaysia, Singapura, sementara pembeli warga Indonesia yang berada di Amerika pun menyukai produk Samase.
Samase tidak pernah lelah menyuarakan kepada para jejaringnya atau pelanggan produk bahwa kualitas baju yang baik selalu memiliki konsistensi kualitas dan tidak turun dengan alasan apapun.
“Samase hadir di pameran Tajir, Sabuga Bandung, 29/1/2023 ini karena diundang untuk memeriahkan perhelatan ini dan sebagai branding Samase juga,” ujar Nirzal Marius, CEO Samase.
“Karena ini exibition, kami lebih mencari buyer-buyer potential di acara ini untuk mereka bisa menjual produk Samase ke depannya,” tuturnya.
Nirzal juga menerangkan bahwa di acara tersebut Samase melakukan program tukar produk lama Samase dengan produk baru. Produk lama itu akan dinilai nantinya dan setelah didapat nilainya, konsumen bisa membeli produk baru seharga nilai yang diberikan.
Ia pun mengungkapkan bahwa nantinya baju lama yang dinilai dan masih layak pakai akan didonasikan melalui wadah Jejak Sahabat. Dan program ini merupakan program pertama kali yang diadakan oleh Samase di Tajir.
Sang CEO juga menjelaskan bahwa selain keikutsertaan Samase di Tajir ini, rencana Samase akan gabung lagi di Muslim Life Fair di Jakarta Internasional Expo, Kebayoran, setelah itu ikut serta juga pameran di Bumi Serpong Damai, dan Senayan.
Nirzal pun mengutarakan bahwa awal tahun ini, pencapaian Samase agak turun dan mudah-mudahan setelah pameran di Jakarta, Samase akan mengalami peningkatan order lagi.
CEO Samase ini juga memaparkan bahwa gonjang-ganjing resesi berpengaruh juga terhadap penjualan produknya berbeda dengan tahun lalu. Ia juga optimis tiga bulan ke depan, high season buat Samase sehingga bisa mengalami kenaikan permintaan juga.
Ketika ditanya perihal kesiapan menjelang bulan ramadhan, Nirzal pun mengatakan bahwa Samase telah mempersiapkan produk-produk barunya. Harapannya di peak season nanti banyak pembelian produk Samase oleh masyarakat khususnya yang akan berbulan ramadhan.
“Kelebihan Samase itu kan produknya limited dan modelnya pun bagus,”ujar Nirzal
“Dulu tahun lalu, artikel produk yang kita keluarkan mencapai 500, tahun ini, kita bekerja keras agar bisa mencapai 1.000,” papar Nirzal. (*)
Pewarta | : Djarot Mediandoko |
Editor | : Irfan Anshori |