TIMES JABAR, JAKARTA – Debat capres dan cawapres untuk Pilpres 2024 segera dilakukan, dan akademisi IAI Al Ghurabaa Jakarta Dr. Edi Sugianto menganggap agenda ini sangat penting karena memberikan pemahaman dan pandangan kepada masyarakat tentang siapa yang akan menjadi pemimpin selanjutnya.
"Debat harus menjadi cermin dari kapabilitas para capres dan cawapres, terutama indikator-indikator kepemimpinan yang harus dominan diajukan. Hal ini agar masyarakat dapat dengan jelas melihat siapa yang memiliki modal cukup untuk memimpin bangsa ini," ujarnya saat dihubungi TIMES Indonesia, Kamis (30/11/2023).
Edi Sugianto, alumnus Universitas Muhammadiyah Jakarta, memberikan masukan agar debat capres dan cawapres tidak hanya dilakukan sebagai formalitas semata.
"Jangan sampai debat ini hanya menjadi formalitas semata, terlebih menjadi debat yang mungkin lebih bermutu bagi anak-anak sekolah," tegas penulis buku 'Mendidik Karakter Bangsa' tersebut.
Menurut Dosen IAI Al Ghurabaa Jakarta, KPU harus merancang debat capres dan cawapres seoptimal mungkin agar gagasan para calon dapat ditangkap oleh publik. "Beri waktu sebanyak mungkin, biarkan para calon bertukar pikiran dan gagasan tentang bagaimana membangun negara ke depan," katanya.
Selain itu, KPU perlu benar-benar menguji dan mengorek gagasan para capres dan cawapres secara mendalam. "Jika debat diselenggarakan dengan cara yang menarik, partisipasi masyarakat dalam demokrasi akan meningkat," tambahnya.
Sebelumnya, KPU telah menetapkan jadwal debat kandidat Pilpres 2024 dengan lima kali pertemuan yang semuanya berlangsung di Jakarta. Sesuai Peraturan KPU No. 15 tahun 2023 Pasal 50 Ayat (1), debat dilakukan sebanyak 3 kali untuk capres dan 2 kali untuk cawapres. (*)
Pewarta | : Moh Ramli |
Editor | : Imadudin Muhammad |