TIMES JABAR, MAJALENGKA – Pemkab Majalengka, Jawa Barat, berhasil meraih verifikasi Open Defecation Free (ODF). Prestasi ini dicapai menyusul setelah seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Majalengka mendeklarasikan ODF.

ODF atau Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. 

Penjabat Bupati Majalengka Dedi Supandi menyampaikan bahwa keberhasilan ini menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat Majalengka terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

"Verifikasi ODF ini menandakan Kabupaten Majalengka bebas dari perilaku buang air besar sembarangan," ujar Dedi Supandi, Sabtu (25/5/2024).

Dedi mengatakan, bahwa untuk menjaga kelestarian lingkungan diperlukan komitmen dari seluruh pihak, termasuk masyarakat.

Dedi mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Majalengka yang telah berkontribusi dalam mewujudkan verifikasi ODF, yang berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

"Dengan kondisi ini, masyarakat Majalengka menunjukkan rasa peduli yang besar terhadap kesehatan diri sendiri maupun orang lain," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Agus Susanto, menjelaskan bahwa ODF adalah kondisi di mana perilaku masyarakat sudah tidak lagi buang air besar sembarangan.

"Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan," kata Agus.

Agus menyebutkan, bahwa seluruh desa dan kecamatan di Majalengka telah mendeklarasikan ODF. Setelah deklarasi tersebut, tim Dinas Kesehatan Jawa Barat melakukan verifikasi lapangan.

"Di semua desa dan kecamatan sudah mendeklarasikan ODF. Majalengka memiliki 330 desa dan 13 kelurahan," ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa verifikasi dokumen oleh tim Dinkes Provinsi Jawa Barat dilakukan sejak tanggal 21 hingga 22 Mei 2024, dilanjutkan dengan verifikasi pengambilan sampel locus di 8 kecamatan.

"Alhamdulillah, hasil dari verifikasi menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka dinyatakan layak bebas ODF," ucapnya.

Agus menegaskan bahwa untuk mencapai 100 persen ODF, seluruh elemen masyarakat harus bersinergi. Bagi warga yang tidak memiliki lahan dapat menggunakan fasilitas WC atau jamban yang disediakan oleh pemerintah atau desa.

"Ini adalah bentuk kepedulian dan komitmen semua pihak di desa, kelurahan hingga kecamatan. Mereka tidak bisa bekerja sendiri, artinya semuanya harus bersinergi untuk mendorong agar masyarakatnya bisa BAB di tempat jamban yang sehat," pungkasnya. (*)