TIMES JABAR, BANDUNG – Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung akan menjadi salah satu venue tuan rumah Piala Dunia U-20 Indonesia 2023. Piala Dunia U-20 sendiri akan digelar mulai 20 Mei hingga 11 Juni 2023.
Berbagai persiapan sudah dilakukan untuk menata Stadion Si Jalak Harupat yang berkapasitas 25 ribu penonton ini agar sesuai dengan standar FIFA. Seperti peninjauan oleh Tim FIFA, serta perbaikan sarana dan prasarana yang perlu dilakukan agar sesuai standar FIFA.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung, Marlan Nirsyamsu mengakui, pihaknya sudah kedatangan tim inpeksi dari FIFA pada bulan lalu, yang melihat langsung kondisi riil Stadion Si Jalak Harupat (SJH).
“Kemudian bulan September ini juga kita kedatangan lagi tim inspeksi FIFA sebanyak tiga orang yang mengecek khusus rumput lapangan stadion. Kalau nantinya menurut tim inspeksi khusus rumput itu rumputnya harus diganti ya kita ganti. Kalau perlu di-treatment ya kita treatment,” kata Marlan kepada wartawan, Selasa (20/9/2022).
Selain soal rumput, imbuh Marlan, banyak juga infrastruktur yang akan diubah dan diperbaiki agar sesuai standar FIFA. Seperti ada hal-hal yang memang di stadion di Indonesia itu tidak ada, tapi karena standar FIFA, maka harus diterapkan.
“Jadi, kita sudah merespon dan sudah berkoordinasi dengan provinsi malah langsung ada perintah dari Presiden untuk ke beberapa Kementerian agar segera menindaklanjuti temuan-temuan dari FIFA. Misalnya di dalam stadion itu harus tidak ada pagar pembatas antara tribun penonton dan lapangan. Maka pagar yang ada sudah terpasang itu harus dibongkar sesuai standar FIFA,” ungkap Marlan.
Sarana prasarana penunjang lainnya yang harus ada yaitu harus adanya rumah sakit mini di kawasan stadion. Padahal kita tahu di semua stadion di Indonesia itu enggak ada rumah sakitnya.
“Jadi kita juga harus menyediakan rumah sakit mini dan rumah sakit rujukan. Selain itu juga harus melakukan penataan tempat parkir,” urai Marlan.
Ia mengungkapkan masih ada beberapa hal yang belum tuntas. Antara lain untuk penutupan atap jogging track yang dilapisi rumput sintetis. Sisanya tinggal finishing seperti pengecetan baru Stadion Jalak Harupat untuk estetika sesuai standar internasional.
"Kita juga masih memerulukan pengadaan sound system sesuai standar internasional," imbuhnya.
Marlan mengungkapkan ada tiga skema anggaran yang disiapkan untuk keperluan pembenahan stadion. Pertama, skema anggaran dari kabupaten jika memang biayanya terjangkau oleh kabupaten. Kalau anggarannya besar, skemanya kita serahkan ke provinsi, dan yang sulit atau lebih besar lagi keperluan anggarannya kita serahkan ke pemerintah pusat.
Selama masa pembenahan, kata Marlan, maka Stadion SJH tidak bisa digunakan atau ditutup mulai akhir September ini, karena harus melakukan perbaikan seperti rumput lapang.
“Jadi, diperkirakan mulai akhir September ini hingga lima bulan ke depan Stadion SJH akan ditutup dalam rangka perbaikan. Bahkan Persib Bandung pun tidak bisa menggunakan Stadion SJH sebagai tuan rumah pertandingan,” kata Kadispora Kabupaten Bandung.
Sementara itu Bupati Bandung, HM Dadang Supriatna, mengaku bersyukur dan menyambut baik hal ini karena stadion sepakbola kebanggaan Kabupaten Bandung itu turut terpilih FIFA melalui PSSI untuk menjadi salah satu venue pertandingan sepakbola kelas dunia.
"Alhamdulillah, Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung terpilih menjadi salah satu stadion di Jawa Barat yang ditunjuk oleh FIFA untuk menjadi salah satu venue di Piala Dunia,” ucap Bupati Bandung.(*)
Pewarta | : Iwa Ahmad Sugriwa |
Editor | : Deasy Mayasari |