TIMES JABAR, CIAMIS – Sopir angkutan umum mulai terkena imbasnya sejak ada kebijakan larangan mudik 2021 ini. Salah satunya, sopir angkutan umum di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang bernama Anwar yang berharap adanya bantuan dari pemerintah terkait imbas larangan mudik tersebut.
"Hal itu membuat sepi penumpang dan saya juga sulit mencari pekerjaan lain. Paling, saya kerja jadi kuli atau kerja serabutan. Namun, saya harap, pemerintah juga memikirkan nasib sopir angkutan umum yang terkena dampaknya ini," jelas lelaki paruh baya tersebut, Minggu (25/4/2021).
Bus harum 3/4 yang dikendarai oleh Anwar dan sering mengangkut penumpang di Terminal Ciamis (FOTO: Natasya/TIMES Indonesia)
Pihaknya berharap adanya kompensasi yang bisa diberikan untuk sopir. Sehingga, ia masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya lagi.
"Biasanya, kalau tidak pandemi, mudik menjelang lebaran itu seperti panen bagi para sopir. Sebab, jumlah penumpang saat mudik adalah paling banyak. Namun, semenjak pandemi jadi memprihatinkan imbasnya," papar sopir bus harum 3/4 jurusan Ciamis-Cirebon tersebut.
Ilustrasi - Mudik (FOTO: instagram/yusufcahyap)
Bahkan, Ia juga pernah hanya mengangkut satu penumpang saja ke Cirebon. Namun, itu telah menghabiskan Rp 300 ribu untuk BBM solar.
"Jadi, saya mengharapkan ada solusi dari pemerintah. Apalagi, tanggal 6-17 Mei benar-benar berhenti total tidak bisa beroperasi," harapnya.
Selama 12 tahun menjadi sopir bus, Ia menyatakan baru pertama kali merasakan dampak yang cukup buruk. Tepatnya, itu semenjak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ditambah larangan mudik tersebut.
Pewarta | : Natasya Putri Suparman (MG-327) |
Editor | : Irfan Anshori |