TIMES JABAR, BANDUNG – Siapa yang tak mengenal Otto Iskandar Dinata? Ya, beliau adalah pahlawan nasional yang berasal dari Bandung. Namun, mungkin belum banyak yang tahu bahwa beliau merupakan perintis berdirinya TNI (Tentara Nasional Indonesia).

“Otto Iskandar Dinata adalah tokoh Sunda yang paling penting di dalam sejarah sunda modern. Ternyata setelah saya meriset mengenai pak Otto Iskandar Dinata, banyak hal mengagumkan tentang beliau,” ujar Iip D. Yahya, penulis buku “The Untold Story Otto Iskandar Dinata” dan "Otto Iskandar Dinata, Perintis Tentara Republik Indonesia, di acara bedah buku pada Festival Saudagar Jawa Barat 2022, 8/10/2022.  

Iip menjelaskan tokoh nasional tersebut pernah menjadi Menteri negara pada kabinet pertama. “Tetapi informasi perihal beliau belum komprehensif, belum lengkap. Saya terpanggil untuk mencari data tentang pak Otto dan Alhamdulilah saya menemukannya,” ulas Iip yang menerbitkan dua buku tentang Otto Iskandar Dinata ini. 

Adapun buku yang pertama adalah The Untold Story, Otto Iskandar Dinata, terbit pada 2008. Lalu pada 2017 ada pembuatan buku cetakan ketiga yang dibiaya sendiri. Kemudian buku berikutnya “Otto Iskandar Dinata, perintis Tentara Republik Indonesia” yang terbit 2022 yang mendapat bantuan pembiayaan dari Paguyuban Pasundan. 

Waktu ditanya berapa lama waktu untuk meriset buku pertama tersebut, Iip menjawab butuh lima tahunan. Dalam pengumpulan data untuk buku pertama pun Iip dibantu oleh Forum Wartawan Diskusi Bandung. Sedangkan, untuk  buku kedua memerlukan riset selama satu tahun karena sebelumnya sudah terbantu dengan riset buku pertama. “Saya dibantu oleh Mayjen TNI TB Hasanudin, Dewan Pengaping Paguyuban Pasundan,” ungkap Iip. 

Iip berharap buku ini akan diterima oleh TNI. Baginya, yang terpenting adalah diwacanakan ke publik biar nanti publik yang memahami.

Buku Biografi Otto Iskandar Dinata yang ditulis Iip D. Yahya (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)

Peluncuran buku ini pertama pada Juni 2022 di Paguyuban Pasundan. Profesor Ahli  Sejarah dari UNPAD yakni Prof. Reza Dinaputra mengakui bahwa data yang Iip gunakan adalah data primer. “Ini sangat kuat untuk digunakan sebagai basis argumentasi yang menjelaskan bahwa pak Otto betul adalah perintis Tentara Repubik Indonesia,” jelasnya.

Iip masih merasa belum puas dengan penerbitan dua buku mengenai Otto Iskandar Dinata. Rencananya, ia akan menulis dua buku lagi mengenai Otto Iskandar Dinata. “Yang pertama tentang fase pak Otto di Pekalongan, kemudian saya ingin mengungkap misteri penculikan dan pembunuhan pak Otto,” jelasnya.

Seperti informasi yang tersebar di berbagai media, Otto Iskandar Dinata pada pertengahan  Desember 1945, saat ia berada di Jakarta di Jalan Kapas dan berbincang dengan Sanusi Hardjadinata, tiba-tiba sekelompok pemuda mendatangi Pak Otto. “Kemudian mereka menyeret dan membunuhnya dengan cara ditikam di bagian leher di daerah Pantai Mauk,” ulas Iip. 

Persoalan tentang pembunuhan Pak Otto ini pun masih banyak perdebatannya. Iip menuturkan bahwa kejadian kematian Pak Otto adanya konspirasi dan saling tuduh serta saling curiga. Karena itu, Iip berharap buku keempat nanti bisa menjelaskan peristiwa penculikan dan pembunuhan Pak Otto.

Peristiwa penculikan dan pembunuhan tersebut pun, lanjut Iip, menjadi latar belakang bagi Ibu Otto kepada anak-anaknya untuk tidak mencari tahu mengenai peristiwa tragis tersebut. “Ia takut peristiwa tersebut akan membawa dampak tekanan mental kepada putra-putranya. Juga, Ibu Otto Iskandar Dinata khawatir dampak pembunuhan tersebut akan membawa efek buruk pada keluarganya,” tutur Iip menutup pembicaraan dengan TIMES Indonesia.