TIMES JABAR, KARANGANYAR – Menteri Pekerjaan Umum (Menteri PU) Dody Hanggodo melanjutkan peninjauan infrastruktur pendukung program swasembada pangan di Provinsi Jawa Tengah dengan meninjau Bendungan Jlantah yang berlokasi di Kabupaten Karanganyar, Kamis (2/1/2025).
Progres fisik bendungan telah mencapai 99% dengan potensi suplai air irigasi untuk Kabupaten Karanganyar seluas 1.494 hektare.
Menteri PU berharap pada saat Bendungan Jlantah difungsionalkan sudah dapat tersambung dengan daerah irigasi di sekitarnya. "Salah satu fokus kita adalah untuk memastikan bahwa bendungan yang dibangun ini dapat dioptimalkan untuk mengairi sawah-sawah masyarakat. Sehingga Indeks Penanaman bisa meningkatkan karena target kita memang 3 kali lipat tanam," kata Menteri Dody.
Bendungan Jlantah didesain dengan tinggi 70 meter, panjang puncak 404 meter, lebar puncak 12 meter, dan elevasi puncak 690 meter. Dengan luas genangan 50,45 ha, bendungan ini dapat menampung air hingga 10,97 juta m3 yang dapat dimanfaatkan sebagai suplai air irigasi untuk Kabupaten Karanganyar seluas 1.494 ha, terdiri dari 806 ha daerah irigasi yang sudah ada (peningkatan IP 172% menjadi 272%) dan 688 ha irigasi baru (IP 272%).
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Adenan Rasyid mengatakan Kementerian PU melalui BBWS Bengawan Solo sudah melakukan impounding Bendungan Jlantah pada 20 Desember 2024 lalu dan diharapkan pada 28 Februari 2025 air Bendungan sudah mencapai elevasi 685 meter.
*Ketika air di genangan sudah masuk ke intake (elevasi 662), air yang keluar dari outlet sudah langsung bisa didistribusikan ke jaringan irigasi untuk meningkatkan IP (Indeks Penanaman) melalui bendung yang sudah ada di hilir bendungan," kata Adenan Rosyid.
Selain untuk mendukung program swasembada pangan melalui suplesi air irigasi, Bendungan Jlantah juga berfungsi untuk menyediakan air baku sebesar 150 liter/detik untuk Kecamatan Jumapolo, Jumantono, dan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar serta mereduksi banjir sebesar 70,33 meter3/detik atau 51,26% dari debit banjir periode ulang 50 tahun dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 MW dan potensi pariwisata.
Turut mendampingi Menteri PU Dody Hanggodo, Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Adenan Rasyid, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Muhammad Adek RizaldI, Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen SDA Kementerian PU Dwi Purwanto, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Maryadi Utama, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Pantja Dharma Oetojo. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dukung Swasembada Pangan di Jateng, Menteri PU: Optimalkan Jaringan Irigasi Bendungan Jlantah
Pewarta | : Faizal R Arief |
Editor | : Faizal R Arief |