TIMES JABAR, BANJAR – Sebagai dataran terendah yang terbelah aliran Sungai Citanduy, Kota Banjar setiap saat siaga untuk memantau debit air demi mengantisipasi terjadinya banjir.
Pun hari ini dengan kondisi di Sungai Citanduy yang terpantau meluap sejak pukul 09.58 WIB dengan ketinggian mencapai 528.29 M³/s.
Pantauan TIMES Indonesia, ketinggian debit Sungai Citanduy juga sudah melebihi tembok penahan tebing di belakang RSUD Kota Banjar dan menghanyutkan tiang PJU yang pada banjir sebelumnya roboh dengan posisi menggantung di atas permukaan air sungai.
Kapala Pelaksana BPBD Kota Banjar, Kusnadi saat dijumpai ditengah pemantauan di Bantaran Sungai Citanduy Pusdai menyebutkan bahwa pagi ini sempat terjadi air kiriman dari hulu yang menyebabkan debit air Sungai Citanduy meluap.
"Kami bergantian melalui petugas piket memantau situasi dan kondisi di wilayah 4 Kecamatan dan pengecekan debit air sungai Citanduy selain melakukan pengecekan kendaraan dan peralatan," jabarnya.
Kusnadi mengatakan, tingginya debit air yang meluap merupakan air kiriman dari hulu.
"Air Citanduy meluap karena intensitas hujan karena memang intensitas hujan saat ini tidak dapat diperkirakan tapi karena dari hulu meluap maka masuk ke Kota Banjar dan menyebabkan debit air sungai tinggi tapi tidak separah Minggu lalu," terangnya kepada TIMES Indonesia, Sabtu (24/9/2022).
Pihaknya mengatakan senantiasa siaga dalam kondisi seperti ini apalagi saat terjadi hujan di hulu sehingga berdampak meluapnya Sungai Citanduy ke Kota Banjar.
"Saat ini tidak berdampak limpasan air ke pemukiman penduduk," ungkapnya.
Kusnadi berharap, tidak terjadi hujan baik itu di hulu maupun di hilir karena apabila terus terjadi hujan di hulu maka pihaknya harus selalu siaga melakukan pemantauan.
"Saat ini debit air sudah surut dan semoga sore nanti tidak ada hujan di hulu dan debit air Citanduy terus menurun," sebutnya.
Kusnadi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai badai La Nina ditengah tingginya Intensitas hujan dan cuaca ekstrim yang terjadi ke depan.
"Kalau di hulu intensitas hujan tinggi maka dampaknya ke Kota Banjar akan besar," lanjutnya.
Adapun 8 titik rawan bencana banjir seperti yang terjadi pekan lalu, dikatakan Kusnadi tidak terjadi hari ini.
"Alhamdulillah, tidak terjadi banjir ya baik itu di Lingkungan Parungsari maupun Kelurahan Pataruman yang sebelumnya menjadi wilayah terparah dampak luapan sungai Citanduy," katanya.
BPBD melakukan pemantauan 1x24 jam melalui petugas piket yang berjaga untuk mengantisipasi terjadinya luapan air dari hulu yang berdampak ke ketinggian debit Sungai Citanduy.
Sebelumnya, BBWS Citanduy menggelar apel bersama kesiapsiagaan bencana alam di kompleks Terminal Kota Banjar Jumat pekan ini bersama BPBD dan beberapa instansi terkait yang dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota dan Forkopimda Kota Banjar.
Hadir pula beberapa instansi Pemerintah Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Cilacap dan Pangandaran dalam apel gabungan tersebut dimana wilayahnya menjadi area terdampak bencana luapan sungai Citanduy.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy Kota Banjar, Bambang Hidayah, menjabarkan bahwa pihaknya telah siap dalam penanganan bencana alam yang diakibatkan dari luapan sungai Citanduy.
"Kita sudah bentuk pos pemantauan di titik hulu, tengah dan hilir dan meningkatkan komunikasi di lintas sektoral apabila terjadi banjir kiriman dari hulu," katanya.
Bambang mengimbau masyarakat agar tidak khawatir saat terjadi luapan air sungai Citanduy.
"Kami sudah aktifkan kembali penjaga pintu air guna memantau kenaikan debit air Sungai Citanduy agar segera diinfokan kepada masyarakat dan siap membantu mengevakuasi korban apabila terjadi banjir," tuturnya. (*)
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |