https://jabar.times.co.id/
Berita

Bikin Merinding, Mitos Jalan yang Dilalui Minibus Nyasar di Hutan Gunung Putri

Selasa, 16 Februari 2021 - 19:12
Bikin Merinding, Mitos Jalan yang Dilalui Minibus Nyasar di Hutan Gunung Putri Mobil Avanza yang nyasar ke hutan Majalengka tengah di evakuasi aparat kepolisian bersama warga. Foto: Jaja Sumarja/TIMES Indonesia

TIMES JABAR, MAJALENGKA – Sebuah minibus yang tersesat di hutan Gunung Putri, Desa Maniis, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, masih jadi perbincangan. 

Pasalnya, jalan di hutan tersebut menyimpan sejumlah mitos yang sampai saat ini masih dipercaya masyarakat setempat.

Peristiwa tersebut terjadi Sabtu, 13 Februari 2021 sekira pukul 23.00 WIB, sebuah mini bus Avanza bernomor polisi Z 1167 LD yang dikemudikan Enjang Imron (49) membawa enam orang penumpang asal Tasikmalaya.

Mereka tersesat ke dalam hutan Gunung Putri, Desa Maniis, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka. Penyebab tersesatnya minibus tersebut diduga akibat kabut tebal yang menyelimuti jalanan.

Beruntung, minibus beserta penumpangnya berhasil dievakuasi oleh warga dan Polsek Cingambul. Jalan yang dilalui minibus tersebut merupakan jalan alternatif bagi pengendara yang akan menuju Tasikmalaya.

Konon, jalan Maniis-Panjalu menyimpan sejumlah mitos, salah satunya pengendara yang melintas dilarang mengeluhkan kondisi jalan yang gelap tertutup kabut.

"Kalau lewat pas kabut turun jangan bilang gelap biasa saja dan sopan. Itu kata orang-orang tua disini. Kabut biasanya turun itu saat musim hujan hampir setiap hari. Daerah sini cerita mistisnya masih kental," ungkap salah seorang warga Desa Maniis, Muhamad Yana (37), Selasa (16/2/2021).

Menurutnya, jika ada pengendara yang mengeluhkan kondisi jalan gelap tertutup kabut, biasanya akan diganggu oleh makhluk tak kasat mata yang ada di sana.

"Ini khususnya buat pendatang yang lewat jangan ngomong poek (gelap). Kalau ngomong gitu ada saja yang akan dialami seperti nyasar atau mogok," katanya.

Selain itu, kata dia, banyak pengendara yang melihat ular dan gerbang emas di jalan Maniis - Panjalu. Bahkan tidak sedikit juga pengendara yang mengalami kecelakaan.

"Tamu yang makan suka lihat ada ular, ada gapura dari emas. Kemudian di bawah ada pohon besar, di sana banyak yang kecelakaan, katanya ada anak kecil dan orang tua. Kebanyakan yang kecelakaan itu pendatang bukan warga sini," ujarnya.

Kemudian, lanjutnya, mitos selanjutnya, jalan Maniis - Panjalu dilarang dilintasi dua kali oleh pengendara yang akan menuju Tasikmalaya maupun sebaliknya.

Hal itu juga dibenarkan Kepala Dusun I Desa Maniis, Asep Saepulrohman. Menurutnya, jika pengendara yang telah melintasi jalan tersebut dari Tasikmalaya menuju Cirebon, dilarang melintasinya lagi saat akan kembali menuju Tasikmalaya.

"Jadi kalau yang sudah lewat sini sekali, pulangnya jangan lewat sini lagi, mending cari jalan lain. Mitosnya begitu memang di jalan ini," terang Asep.

Asep juga menjelaskan jalan Maniis - Panjalu, dulunya merupakan tempat istirahat para kolonial Belanda saat menempuh perjalanan. Karena hal itulah jalan dan desa tersebut dinamakan Maniis.

"Disebut Maniis itu karena paniisan, jadi dulu zaman Belanda yang lewat pasti istirahat atau niisnya disini. Makanya sekarang disebut Maniis," ucapnya.

Ia pun berpesan kepada siapapun yang melintasi jalan di hutan Gunung Putri tersebut untuk selalu berhati-hati dan memanjatkan doa. Selain karena hal tak kasat mata itu, kondisi jalan yang curam juga membuat hal-hal tak diinginkan seperti rawan terjadi kecelakaan. "Kalau yang melintas di jalan ini intinya harus berdoa dan hati-hati," ujarnya. (*)

Pewarta : Jaja Sumarja
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.