https://jabar.times.co.id/
Gaya Hidup

Eksotisme Relief Candi Jago Jadi Inspirasi Motif Batik Malang

Senin, 14 Oktober 2024 - 10:40
Eksotisme Relief Candi Jago Jadi Inspirasi Motif Batik Malang Asosiasi Perajin Batik Kota Malang gelar serangkaian acara untuk memperingati Hari batik Nasional di Candi Jago, Malang, Minggu (14/10/2024). (FOTO: Dok TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, MALANG – Kemegahan Candi Jago menjadi inspirasi untuk motif batik khas Malang. Candi Jago yang terletak di Kecamatan Tumpang, Kab Malang ini berhias relief yang sangat eksotis. 

Candi Jago dibangun pada masa kerajaan Singhasari abad ke-13, sebagai penghormatan bagi Raja ketiga kerajaan Singhasari, Wisnuwardhana.

Pada TIMES Indonesia, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang, Rakai Hino Galeswangi menjelaskan Candi Jago kaya cerita reliefnya. Ada relief cerita Tantri Kamandaka, Aridharma, Kunjarakarna, Parthayajnya, Arjunawiwaha, Krisnayana. 

Asosiasi-Perajin-Batik-Kota-Malang-2.jpg

Dari kekayaan relief yang terpahat didinding candi itu, maka tak heran jika menjadi inspirasi perajin batik asal Malang. "Para perajin batik bisa menjadikan relief-relief tersebut sebagai inspirasi membuat motif dan hias batik," kata Rakai di hadapan peserta perajin batik Kota Malang.

Asosiasi Perajin Batik Kota Malang untuk menggelar acara spesial untuk memperingati Hari batik Nasional, Minggu (14/10/2024). Acara yang dipusatkan di situs cagar budaya nasional Candi Jago itu salah satunya kelas mencanting, di mana relief Candi Jago yang menjadi inspirasinya. 

Selain kelas mencanting, ada juga tutorial memakai kain jarik oleh 8 model, batik show special performance 30 model, hunting foto, dan sarasehan bertajuk "Eksplorasi Batik Malang Bermotif Binatang pada Relief Tantri Kamandaka". 

Acara yang bekerjasama dengan SMAN 1 Tumpang, dan melibatkan komunitas perajin batik Kabupaten Malang. 

Pada kesempatan itu, Ki Demang, perajin batik Malang yang turut menjadi narasumber menyebutkan batik Malang memang kaya motif, mulai dari topeng, tugu, teratai serta motif-motif yang dikembangkan dari daerahnya seperti Sukun, Blimbing.

"Itu semua berkembang sesuai dengan minat dan pesanan. Jadi semua sah-sah saja yang penting produktif. Ada motif paling tua yaitu motif kawung yang kitadapati pada arca Pratjaparamita," kata Ki Demang.

Pada sesi kegiatan kelas berkain dan hunting foto di candi Jago, selain memperkenalkan eksistensi perajin batik, peserta diberikan strategi promosi batik sekaligus edukasi mengenai kekayaan sejarah. 

Ki Demang yang juga ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) kota Malang menegaskan, Malang memang menjadi salah satu tonggak peradaban di Jawa sejak adanya Medang, Kanjuruhan, Singhasari hingga Majapahit. 

"Beragam relief arca di candi Jago bisa menjadi alternatif motif yang dapat dikembangkan oleh perajin batik Malang," ujar Ki Demang.

Di sisi lain, owner Batik Blimbing, Wiwik Niarti berkesempatan memberikan tutorial 5 model mengenakan kain jarik kepada 25 model dari SMAN 1 Tumpang. 

Kata Wiwik, kini banyak kain jarik yang digunakan tidak berdasarkan pakemnya. Maksudnya memang kekinian, tapi malah kebablasan. 

Ia prihatin adanya pemakaian kain jarik dan kebaya yang sudah banyak keluar pakem, apalagi itu di atas paha dan dibuat senam, joget pargoy. Itu sungguh tidak sopan. 

"Makanya saya edukasi generasi muda agar bisa memakai kain yang lebih anggun sesuai dengan situasi dan peruntukan acara," ujar Wiwik yang juga wakil kepala sekolah SMK 1 Muhammadiyah Malang.

Sebagai informasi, sejak 2 Oktober 2009 kain batik sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda dari organisasi Pendidikan, Kelimuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa atau UNESCO. Karena itu setiap tangga 2 Oktober, diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Yuk bangga berbatik. (*)

Pewarta :
Editor : Dhina Chahyanti
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.