https://jabar.times.co.id/
Gaya Hidup

Penjelasan Syari Soal Kesurupan dalam Film Vina: Sebelum 7 Hari

Selasa, 04 Juni 2024 - 11:14
Penjelasan Syari Soal Kesurupan dalam Film Vina: Sebelum 7 Hari Vina: Sebelum 7 Hari.

TIMES JABAR, JAKARTAFilm horor Vina: Sebelum 7 hari masih tayang di bioskop. Film ini sukses menyita perhatian publik dan menjadi film terlaris di Indonesia saat ini. 

Bahkan karena viralnya film itu, pihak Kepolisian terus mengusut kasus pelecehan seksual sekaligus pembunuhan yang terjadi 2016 silam di Cirebon. 

Film Vina: Sebelum 7 Hari garapan sutradara Anggy Umbara itu memang diangkat dari kisah nyata kematian sepasang kekasih di Cirebon, yaitu Vina dan Eki. Keduanya meninggal dunia di TKP setelah terjadi pengeroyokan yang dilakukan 11 orang. Eki meninggal setelah dikeroyok, sedangkan Vina dilecehkan secara bergilir kemudian dianiaya. 

Film horor ini mengisahkan kesurupan yang terjadi pada Linda, kawan Vina. Saat kerasukan roh Vina, ia mengungkap siapa saja pelaku pembunuhan supaya dapat dibalaskan dendamnya. Hal itulah yang menjadi poin dari film horor ini. 

Lalu apakah benar seseorang bisa kesurupan roh orang yang sudah meninggal dunia? 

Pakar rukyah Muhammad Faidzar mengatakan Linda bukan kesurupan. Ia tegas menyebut Linda tak lebih dari ngelindur (mengigau saat tidur). "Dia hanya ngelindur, sebab tidak ada yang namanya kesurupan roh dari orang yang sudah meninggal," tegasnya dikutip dari YouTube TV One. 

Faidzar menyampaikan sesuai dengan Al Quran, bahwa setiap roh orang yang sudah meninggal akan bersemayam di alam barzah, dan akan dibangkitkan kembali saat kiamat. 

Faidzar mengatakan jangan percaya apapun yang dikatakan oleh Linda saat kesurupan. Sebab Linda kerasukan bukan oleh roh Vina, tapi bisa jadi jin yang berada di sekitar Linda. Pria lulusan Ponpes Gontor itu bahkan menyebut Linda sebenarnya sakit dan sebenarnya bisa disembuhkan. 

Setelah film ini viral, Linda mendadak terkenal. Bahkan ia sempat dipanggil pihak Kepolisian untuk dimintai keterangan. Di Polres Cirebon Kota, Linda ditanyai soal hubungannya dengan Vina. Ia mengaku hanya kawan biasa, tidak seperti yang terdapat di film. 

Hingga kini film itu masih tayang di bioskop, meski sudah diprotes oleh ALMI dan aktivis perempuan. Asosiasi Lawyer Muslim Indonesia (ALMI) menilai film itu sudah membuat gaduh dan dianggap tidak menghargai pihak keluarga sekaligus proses hukum yang sedang berjalan. Sedangkan aktivis perempuan menilai film ini terlalu vulgar tidak mempertimbangkan sensivitas korban laupn penyintas kekerasan seksual. 

Menanggapi kritikan, Produser Dheeraj Kalwani membantah jika film ini tidak menunjukkan sisi dokumenter dan hanya menjual kesedihan. "Film Vina menjual tentang bahaya bully yang sering terjadi, hubungan kekeluargaan yang erat dan keadilan. Vina menderita, jelas harus digambarkan apa yang fakta nya," kata produser. (*)

Pewarta : Dhina Chahyanti
Editor : Dhina Chahyanti
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.