https://jabar.times.co.id/
Kopi TIMES

People Pleaser: Di Balik Realita Bahwa Kita Tak Bisa Bahagiakan Semua Orang

Jumat, 05 Mei 2023 - 12:35
People Pleaser: Di Balik Realita Bahwa Kita Tak Bisa Bahagiakan Semua Orang Dr. Ike Herdiana, M.Psi.,Psikolog.; Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.

TIMES JABAR, SURABAYA – Pernahkah anda merasa bahwa sebagian besar waktu anda dalam sehari diarahkan untuk membahagiakan orang lain?

Terus menerus harus menerima dan mendengarkan orang lain? Tidak mampu mengatakan ‘tidak’ jika orang lain meminta waktu dan perhatian anda? Selalu setuju dengan pendapat orang lain dan melakukan apa yang orang lain inginkan? Jika ya, bisa jadi anda tergolong individu ‘people pleaser’, di mana anda memilih tindakan yang semua ditujukan agar orang lain merasa nyaman, tidak peduli bagaimana anda lelah dalam menghadapi semuanya.

Individu dengan kecenderungan ini seringkali tidak menyadari bahwa ia lelah secara mental karena harus menyenangkan orang lain, bahkan pada saat yang sama ia tengah berjuang dengan kebahagiaannya sendiri. Apalagi mereka juga sering merasa bersalah jika tidak dapat membantu dan melakukan sesuatu yang menjadi permintaan orang lain.

Menjadi people pleaser betul-betul dapat menurunkan kualitas hidup individu. Perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan yang sulit sekali untuk dikendalikan. Orang disekitar yang memanfaatkan kondisi tersebut  cenderung akan meminta perhatian berulang-ulang karena pengkondisian relasi antara orang yang butuh diperhatikan dengan orang yang selalu siap memberikan perhatian.

Morin (2017) seorang psikoterapis mengidentifikasi ciri-ciri individu people pleaser ini sebagai berikut :

  1. pura-pura setuju dengan semua orang;
  2. merasa bertanggungjawab atas perasaan orang lain;
  3. sering menyesal dengan diri sendiri dan sering meminta maaf;
  4. merasa terbebani dengan semua hal yang dilakukan;
  5. tidak bisa mengatakan ‘Tidak!’ kepada orang lain; (6) merasa tidak nyaman terhadap orang yang marah kepada anda;
  6. akan bertindak seperti orang-orang yang sedang bersama anda, meskipun anda tidak nyaman melakukannya;
  7. membutuhkan pujian untuk merasa lebih baik dan diterima;
  8. berusaha keras menghindari konflik;
  9. tidak mengakui ketika perasaannya terluka atau tidak nyaman.

Apakah ada yang salah dengan tindakan menyenangkan dan membahagiakan orang lain? Tentu membuat orang lain mengembangkan emosi positif  adalah hal yang baik. Hanya saja kita juga berhak untuk menetapkan batasan baik pada segi intensitas, frekuensi, durasi atau kualitas relasi seperti apa yang mampu kita berikan kepada orang lain. Ada kalanya kita hanya ingin sendiri, melakukan apa yang kita inginkan, mengerjakan tugas-tugas yang kita sukai dan membutuhkan situasi-situasi di mana kita menerima dukungan dari orang lain.

Pada individu people pleaser, mereka merasa sulit menyediakan waktu untuk diri sendiri dan melakukan hal-hal pribadi yang mereka inginkan. Energi mereka habis untuk melakukan apa yang orang lain inginkan. Dorongan untuk menjadi people pleaser juga sangat beragam. Pada dasarnya setiap orang ingin diterima secara sosial. Bagi individu yang memiliki kecenderungan ‘tidak bisa sendiri’, mereka akan lebih mudah melakukan apapun untuk bisa diterima oleh orang-orang disekitar mereka.

Dalam dunia kerja, people pleaser akan berusaha mengakomodasi semua kebutuhan rekan kerjanya, atau tentunya atasan, untuk mendapatkan penerimaan atau pengakuan secara sosial. Mereka akan berusaha mengerjakan sesuatu dengan benar dan sempurna, dan kecewa jika melakukan kesalahan sedikitpun. Hal ini dapat menghambat produktivitas kerjanya sendiri. Bahkan lebih jauh, orang yang terobsesi untuk menyenangkan orang lain, dia akan mengorbankan harga diri dan juga citra dirinya sebagai pekerja yang efektif dan efisien.

Bagaimana Individu People Pleaser Berdamai Dengan Realitas?

Menjadi people pleaser terbukti membuat energi psikis terkuras habis dan menjadi lelah menjalani kehidupan. Merasakan kebahagiaan adalah hak semua orang, tanpa terkecuali. Bagi kita semua sebaiknya hati-hati dalam meminta perhatian atau bantuan pada orang lain, karena barangkali tidak semua orang berkenan mengerjakan apa yang kita minta.

Kepekaan sosial menjadi kunci penting dan sebaiknya kita mengambil peran membantu individu dengan kecenderungan people pleaser untuk dapat menyampaikan pendapatnya secara terbuka. Kita dapat membantu memfasilitasi asertifitas individu people pleaser agar ia tetap dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya tanpa khawatir menerima penolakan sosial.

Mengacu pada pendapat Jack (2020),  individu people pleaser dapat melakukan beberapa hal berikut sebagai upaya berdamai dengan realitas yang dihadapi :

  1. berusahalah mengatakan ‘tidak’ untuk hal-hal yang tidak ingin anda lakukan;
  2. hindari mengambil tanggungjawab baru, jika anda merasa tidak siap atau tidak nyaman;
  3. pahami bahwa bukan tugas anda untuk memperbaiki keadaan semua orang;
  4. menyadari bahwa pendapat anda pribadi adalah valid, sehingga tidak perlu takut akan penolakan atau kritik;
  5. meski konflik itu tidak menyenangkan, sesekali duduk bersama dalam konflik, buat diri anda senyaman mungkin;
  6. berusahalah menyenangkan diri sendiri. Jika anda mampu menyenangkan orang lain, harusnya tidak sulit untuk dapat menyenangkan diri sendiri.

People pleaser merupakan perilaku yang tidak terkendali dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Intinya belajarlah berpulang pada diri sendiri dan lebih peka pada kebutuhan anda sendiri. Luangkan waktu untuk mengenali kembali diri sendiri, dan lihat dampak positifnya untuk diri anda. 

***

*) Oleh: Dr. Ike Herdiana, M.Psi.,Psikolog.; Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.