https://jabar.times.co.id/
Kopi TIMES

Membangun Sekolah Berbasis Asset Based Thinking

Kamis, 28 September 2023 - 13:26
Membangun Sekolah Berbasis Asset Based Thinking Dr. Daris Wibisono Setiawan, S.S, M.Pd, Kepala SMKN 1 Klabang, Kabupaten Bondowoso.

TIMES JABAR, BONDOWOSO – Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa anda gunakan untuk mengubah dunia (Nelson Mandela).

Pernyataan dengan penuh kedalaman makna dari sang peraih nobel perdamaian itu menarik untuk dijadikan refleksi sekaligus semangat bangkit untuk membangun peradaban bangsa melalui pendidikan. 

Pendidikan sejatinya merupakan investasi terbaik untuk masa depan, melalui pendidikan yang berkualitas, setiap manusia dapat mencapai potensinya dan membangun masa depan yang lebih baik. 

Sehingga, tidak dapat diperdebatkan lagi bagaimana pentingnya peran sentral pemerintah dan Tripartit pendidikan dalam hal ini adalah sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk bergotong royong sukseskan pendidikan anak bangsa. 

Sekolah merupakan ekosistem pendidikan yang di dalamnya terdapat interaksi antara faktor biotik yakni Sumber Daya Manusia (SDM) dan abiotik (sarana prasarana dan keuangan). Keduanya bersinergi untuk menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. 

SDM yang ada di dalam ekosistem sekolah (kepala sekolah, guru, murid, pengawas, orang tua, komite sekolah, dan masyarakat) saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lain. 

Lantas siapa yang menjadi garda terdepan lokomotif perubahan pada sekolah itu? tentunya tumbuh kembangnya sekolah tergantung seni seorang kepala sekolah dalam mengelola sekolah. Kepala Sekolah dapat mengelola sekolah dengan tata kelola pendidikan yang baik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah tersebut.

Dalam upaya membangun sekolah, seorang kepala sekolah tentunya akan melakukan pengelolaan sumber daya sekolah yang umumnya dikenal dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan berbasis kekurangan atau masalah (Deficit Based Thinking atau DBT) dan pendekatan berbasis asset (Asset Based Thinking atau ABT). 

DBT merupakan proses berpikir dimana seseorang akan selalu melihat dirinya dan dunia tentang apa yang tidak berhasil, apa yang kurang, dan celah antara kondisi sekarang dengan keinginan. Sementara itu, ABT merupakan proses berpikir dimana seseorang akan selalu melihat dirinya dan dunia tentang apa yang membuat segala sesuatu bekerja dengan baik serta apa kekuatan dan potensi yang ada. 

Kepala sekolah gersang tentunya lebih cenderung mengutamakan pendekatan berbasis masalah atau kekurangan dari pada pendekatan berbasis aset. Pemilihan pendekatan berbasis masalah didorong oleh masih kuatnya paradigma lama warisan dari Albert Humphrey, yaitu analisis SWOT dalam menentukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Mempengaruhi pandangan pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah. Ironisnya, faktor kelemahan dan ancaman lebih dominan dipikirkan sebagai sesuatu yang harus segera diselesaikan daripada mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang ada. 

Green&Haine (2010) menegaskan bahwasannya sekolah dengan pendekatan berbasis masalah mempunyai ciri-ciri yaitu; Pertama, fokus pada masalah dan isu. Kedua, berkutat pada masalah utama. Ketiga, mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan serta selalu bertanya apa yang kurang.

Keempat, fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain. Kelima, merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah, dan Keenam, mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek.

Kepala sekolah subur tentunya dalam membangun sekolahnya lebih mengedepankan warisan dari Dr. Kathryn Cramer yakni pendekatan berbasis aset yang merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir. 

Pada pendekatan ini, kepala sekolah memaknai bahwasannya apapun masalah yang terjadi tidak menjadi penghalang. Kekuatan dan potensi pada sumber daya yang ada lebih dikedepankan untuk mencapai kemajuan sekolah. 

Sekolah dengan pendekatan berbasis pada aset memiliki ciri-ciri yakni; Pertama, fokus pada kekuatan. Kedua, membayangkan masa depan. Ketiga, berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih, dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut. 

Keempat, mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan). Kelima, merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan. Keenam,  melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.

Senada dengan yang disampaikan oleh Wikan Sakarianto tentang perbedaan cara pandang seorang kepala sekolah sebagai pemimpin subur dengan pemimpin gersang. Maka seorang pemimpin subur akan memandang komunitas sebagai pencipta dari sebuah tujuan, dan bukan sebagai penerima bantuan untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Selanjutnya, para pemimpin subur akan menggunakan kitab suci Green dan Haines (2002) yang menjelaskan ada tujuh aset utama atau modal utama dalam pengembangan komunitas berbasis aset, yaitu: Modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan atau alam, modal finansial, modal politik, dan modal agama dan budaya. 

Sekolah yang memanfaatkan hasil pemetaan sumber daya, akan memiliki program yang memanfaatkan sumber daya di lingkungan sekolah. Sehingga menjadi aset dan kekuatan sebagai dasar untuk pengembangannya. 

Akhirnya, kepala sekolah subur sebagai manifestasi kepemimpinan berbasis aset dalam mendesain proyek pengembangan sekolah akan lebih menitikberatkan terhadap kearifan lokal yang dimilikinya. Berdasarkan hasil pemetaan sumber daya, dampaknya tentu saja semua warga sekolah akan lebih mudah berkontribusi dalam pengembangan program sekolahnya dengan riang gembira.

***

*) Oleh: Dr. Daris Wibisono Setiawan, S.S, M.Pd, Kepala SMKN 1 Klabang, Kabupaten Bondowoso.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.