TIMES JABAR, CIREBON – Kejaksaan Negeri (Kejsri) Kota Cirebon tengah melakukan penyelidikan dugaan korupsi di Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Kejari mengusut dugaan penyelewengan dalam pengadaan laboratorium komputer sejumlah SMP di Kota Cirebon.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Kota Cirebon Sandhy Handika mengatakan, penyelidikan kasus tersebut dimulai pada Februari lalu.  Penyelidikan berawal dari laporan masyarakat ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat. 

"Laporannya disampaikan ke Kejati, kemudian diteruskan ke kami untuk dilakukan penyelidikan," ujar Sandhy, kepada TIMES Indonesia, Selasa (19/5/2020).

Sandhy menguraikan, untuk mendalami kasus tersebut, sejauh ini penyidik telah memeriksa sekitar 14 saksi dari berbagai pihak. Di antaranya pihak Dinas Pendidikan, beberapa kepala sekolah, pihak swasta/penyedia barang, pelapor, hingga ahli.

"Kita juga sudah mengambil sampel dengan melihat langsung fakta di tiga SMP," ujar mantan Kasi Pidum Kejari Kabupaten Bekasi itu.

Proyek pengadaan lab komputer, dijelaskan Sandhy, dilakukan pada tahun 2019 lalu. Total anggaran sekitar Rp 2,3 miliar untuk 8 SMP di Kota Cirebon.

Dalam laporan yang dilayangkan kepada Kejati, disebutkan jika dalam proyek tersebut terjadi kekurangan baik secara kualitas maupun kuantitas.

"Yang dilaporkan itu semuanya, kuantitasnya iya, spesifikasinya juga. Ada perbedaan harga antara yang dibeli dengan yang dianggarkan. Jadi kita sedang mendalami hal itu," tutur Sandhy.

Sandhy menambahlan, Adapun hasil penyelidikan telah dilaporkan kepada Kejati Jawa Barat. Pihaknya saat ini tengah menunggu intruksi Kejati mengenai penanganan lebih lanjut atas perkara tersebut.

"Yang jelas prosedurnya sudah dilakukan. Nanti ditindaklanjuti oleh Kejati dan kita menunggu apakah ditingkatkan ke penyidikan atau misal ada kekurangan yang harus dilengkapi," ujar Sandhy menjelaskan langkah Kejaksaan Negeri Kota Cirebon dalam dugaan korupsi di Dinas Pendidikan. (*)