TIMES JABAR, JAKARTA – Media sosial dihebohkan dengan kisah Norma Risma, wanita asal Serang, Banteng, yang suaminya sendiri yakni Rozy, selingkuh dengan ibu kandungnya, alias mertuanya.
Cerita tentang suami selingkuh dengan mertua yang menimpa Norma Risma itu pun viral selama beberapa hari ini. Bahkan sampai dengan hari ini masih menjadi perbincangan warganet.
Apa tanggapan psikologi atas fenomena yang cukup berani itu?
Psikolog Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Salis Yuniardi mengatakan, jika ditinjau dari pendekatan psikoanalisis, fenomena tersebut lebih bagaimana ego atau nalar mampu bekerja mengendalikan Id atau dorongan-dorongan biologis termasuk seksual.
"Namanya ketertarikan baik emosi maupun seksual tentu alamiah bagi setiap manusia. Namun tentunya ada norma-norma yang mengatur bagaimana pemenuhan dan pengendaliannya yang itu harus dipahami akal sehat sebagai konsekuensi dari berada dalam kehidupan sosial, bukan di hutan ataupun alam liar," katanya kepada TIMES Indonesia, Kamis (5/1/2022).
"Postulat atau hukum di atas berlaku untuk menjelaskan perselingkuhan secara umum, apalagi perselingkuhan dengan ibu mertua," jelasnya lagi.
Mengapa sampai terjadi perselingkuhan itu? Ia menjelaskan, selain faktor internal pelaku sebagian penjelasan di atas yakni ego atau nalar yang kurang matang, juga bisa terjadi akibat faktor eksternal.
"Seperti akumulasi ketidakpuasan perkawinan yang kemudian mencari pemenuhannya dari selain pasangan. Ketidakpuasan perkawinan sendiri dapat diakibatkan banyak faktor, seperti komunikasi pasangan yang tidak baik, ekonomi, dan lain sebagainya," katanya.
Saat ditanya, pengendalian psikologis seperti yang apa harus dilakukan masyarakat agar tidak terjebak pada masalah seperti itu?
Menurut Salis, ada empat cara. Pertama, penguatan ego atau kemampuan nalar dalam mengendalikan Id atau dorongan dan pemahaman super ego. "Hal ini dilakukan melalui pola asuh yang baik dan pendidikan khususnya norma sosial dan/atau agama yang tidak bersifat doktriner," katanya.
Kedua, yakni persiapan kematangan psikologis dalam kematangan bisa melalui konseling pra-nikah.
Ketika, adalah pengelolaan perkawinan yang baik seperti komunikasi pasangan yang terbuka. "Keempat, penguatan kohesivitas hubungan sosial sehingga dalam masyarakat bisa saling menjaga," ujarnya.
Cerita Norma Risma
Beberapa waktu lalu, saat hadir di podcast Denny Sumargo, Norma Risma menceritakan kronologi perselingkuhan antara suaminya dengan ibu sendiri tersebut. Ia menyampaikan, ibu kandungnya itu kerap singgah di rumah kontrakannya.
"Aku punya usaha mie ayam. Jadi bapak lagi beli bahan-bahan mie ayam ke Jakarta. Jadi jam 1 bapak pergi ke Jakarta. Nah, dia (suami) kalau gak salah shift 2. Udah gitu pas bapak berangkat, kata warga ya 'ko warung mie ayam tutup masing siang, emang kenapa?" Kata Norma menceritakan.
Beberapa saat kemudian, ada tetangganya yang melihat ibu kandungnya datang ke rumah kontrakannya. Padahal, sang anak perempuannya tidak ada di sana. Apalagi, ibu datang pada siang bolong dan kondisi sekitar kontrakan ramai warga yang berjualan.
"Ibu masuk ke kontrakan di Risma padahal Rismanya gak ada, kerja. Dilihat di waktu, ko ini orang lama banget gak keluar-keluar," jelasnya.
Tetangganya pun curiga karena memang beberapa kali ibunya Risma sering masuk ke kontrakannya di saat Risma tidak ada di rumah. "Tetangga curiga kayak bukan hubungan menantu pada umumnya," jelasnya.
"Awalnya gak ada bukti. Akhirnya waktu malam-malam itu sekitar Oktober atau September. Malam itu, tetangga aku yang sebelahan banget sama warung mie ayam minjem tangga ke tetangga buat ngintip dari ventilasi belakang kontrakan kita," katanya.
Setelah melihat hal yang tak wajar, akhirnya tetangganya tersebut berinisiatif menghubungi ketua pemuda untuk sama-sama mencari tahu apakah ada sesuatu dengan ibu Risma dan mantan suaminya itu. Dan benar, saat dilakukan penggerebekan mereka mendapati keduanya sedang bertelanjang. "Pas dilihat mereka nggak pakai baju sehelai pun," ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Soal Viral Suami Selingkuh dengan Mertua, Begini Pandangan Psikolog
Pewarta | : Moh Ramli |
Editor | : Irfan Anshori |