TIMES JABAR, BANJAR – Keterlibatan pelajar SMP dan SMK dalam aksi kerusuhan yang mengakibatkan kantor DPRD Kota Banjar rusak memdapat perhatian serius dari Dinas Sosial P3A Kota Banjar, Jawa Barat.
Kepala Dinas Sosial dan PPPA melalui Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yurniati menyampaikan keprihatinannya atas keterlibatan para pelajar dibawah umur dalam insiden pengrusakan gedung parlemen tersebut.
"Kami akan berikan pendampingan hukum kepada mereka, agar proses yang berjalan mengunakan pendekatan yang humanis dan edukatif, mengutamakan komunikasi yang baik dan anak-anak tersebut mendapatkan pemahaman secara hukum," tuturnya, Rabu (3/9/2025).
Selain itu, Yurniati juga menambahkan pihaknya akan memberikan pendampingan secara psiko sosial dengan melibatkan psikolog mengingat proses yang dialami oleh anak-anak tentu akan mempengaruhi kondisi psikologis anak-anak tersebut.
“Pendampingan secara psiko sosial kita lakukan ya dan nanti juga akan melibatkan guru-guru di sekolahnya sebagai konselor dari sekolah,” imbuhnya.
Lebih lanjut, PPPA juga akan berkoodinasi dengan orang tua masing-masing agar pengawasan terus dilakukan dan memperhatikan bagaimana pergaulan anak-anaknya.
“Kita juga libatkan orang tua dan pihak sekolah agar menjaga dan memperhatikan anak-anak mereka. Kemudian sekolah membuat program yang positif misalnya dilibatkan dalam ekstrakurikuler,” ujarnya.
Yurniati berharap pendampingan hukum tersebut dapat membina dan mengarahkan serta memastikan hak anak-anak tersebut.
"Besok kami akan berkoordinasi dengan Polres Banjar untuk memastikan jumlah anak yang terlibat dalam pengrusakan gedung DPRD dan melakukan pendampingan hukumnya," katanya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Times Indonesia, ada puluhan pelajar yang terlibat aksi kerusuhan pada Sabtu 30 Agustus 2025.
Aksi anarkis yang merusak kantor DPRD tersebut diduga dilakukan penyusup yang sebelumnya ikut aksi unjuk rasa gabungan mahasiswa di depan Mapolres Banjar.
Saat para mahasiswa menyampaikan aspirasinya, di barisan belakang sekitar 50 meter dari barisan mahasiswa, keberadaan kelompok motor terdeteksi dengan membunyikan knalpot bising yang cukup menyita perhatian saat itu.
Sesaat sebelum massa dari gabungan mahasiswa selesai menyampaikan aspirasinya, kelompok motor tersebut kemudian membubarkan diri karena tim Satlantas Polres Banjar bersama beberapa personel TNI menghampiri kelompok tersebut.
Saat menggelar apel gabungan usai aksi damai mahasiswa selesai, rupanya kelompok motor tersebut berulah dengan mendatangi pos polisi di Jembar dan Polsek Banjar.
Di kedua lokasi tersebut, kelompok motor dengan knalpot bising ini bahkan sempat mengacak-acak lapangan voli Polsek Banjar yang biasa digunakan warga setempat sebagai fasilitas olahraga.
Tak lama berselang, gerakan kelompok motor ini terdeteksi di Kantor DPRD dan melancarkan aksi anarkisnya dengan melakukan pengrusakan.
Setelah beberapa menit insiden pengrusakan dilakukan, para pelaku perusakan diamankan oleh polisi. Hingga berita ini diturunkan, pelaku yang diduga terlibat dalam aksi pengrusakan terus bertambah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pelajar Terlibat Aksi Kerusuhan di Banjar Dapat Pendampingan Hukum dari Dinsos PPPA
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |