TIMES JABAR, BANDUNG – Dari sebuah panggilan akrab, lahirlah sebuah nama yang kini mulai dikenal sebagai salah satu ikon kuliner baru di Bandung. Om Bakso, begitu masyarakat menyebutnya, adalah usaha bakso goreng yang dirintis Raden Sabil, seorang pengusaha muda yang awalnya hanya berniat memenuhi rasa penasarannya terhadap cita rasa bakso goreng.
Awalnya, sapaan “Om, beli bakso!” dari para tetangga dan pelanggan kecil di lingkungan sekitar akhirnya melekat menjadi nama dagang yang sederhana namun penuh makna. Dari situlah, Om Bakso berdiri, tumbuh, dan kini mulai mengukir tempat di hati masyarakat.
Pilihan Sabil untuk menjual bakso goreng berbahan dasar ikan tenggiri bukan tanpa alasan. Ia sejak lama menggemari bakso goreng, namun sering kecewa karena banyak produk yang teksturnya keras setelah dingin. Dari situlah muncul tekad untuk menciptakan bakso goreng yang tetap empuk meski sudah lama tersaji. Tengiri dipilih karena kualitas dagingnya yang lembut, aromanya harum, dan menghasilkan rasa gurih khas yang sulit digantikan ikan lain. Dengan bahan berkualitas itulah lahir bakso goreng empuk yang kini menjadi ciri khas Om Bakso.
Perjalanan usaha ini dimulai sekitar tiga tahun lalu, saat Sabil mencoba menjajakan produknya di kawasan Petununggal. Namun baru setahun terakhir nama Om Bakso resmi dipopulerkan, tepatnya dua minggu sebelum wawancara ini dilakukan.
Kini usahanya pindah ke kawasan Tegalega, Bandung, sebuah lokasi yang lebih strategis dan dekat dengan komunitas pelanggan yang loyal. Meski nama dan tempat terus berkembang, filosofi dasarnya tetap sama: menghadirkan bakso goreng dengan rasa autentik dan harga yang terjangkau.
Yang menarik, Om Bakso juga menjual produk frozen. Prosesnya cukup unik: bakso digoreng sebentar hingga setengah matang, lalu langsung disimpan di freezer. Cara ini membuat produk bisa bertahan hingga satu tahun tanpa kehilangan kualitas rasa dan tekstur. Inovasi ini bukan hanya menjawab kebutuhan pelanggan yang ingin menyimpan stok di rumah, tetapi juga membuka peluang distribusi lebih luas ke luar daerah.
Dalam keseharian, Sabil tidak bekerja sendirian. Ia dibantu oleh Najib, sahabat sekaligus rekan kerja yang ikut mengurus berbagai aspek produksi dan penjualan. Meski hanya tim kecil, keduanya konsisten menjaga kualitas. Setiap hari mereka mampu menjual rata-rata 20 porsi, yang jika dihitung dalam sebulan mencapai sekitar 400 porsi.
Jumlah itu memang belum besar, tetapi cukup stabil untuk usaha yang baru berkembang. Pelanggan utamanya datang dari kalangan remaja dan ibu-ibu rumah tangga, terutama di sekitar Tegalega yang kini menjadi basis penjualan.
Popularitas Om Bakso semakin dikenal karena konsistensinya menghadirkan rasa yang khas. Tekstur empuk meski dalam keadaan dingin menjadi nilai tambah yang jarang ditemui pada produk sejenis. Ditambah lagi penggunaan ikan tengiri sebagai bahan utama menjadikannya berbeda dari kebanyakan bakso goreng yang menggunakan daging ayam atau sapi. Dari segi harga pun masih ramah di kantong, sehingga bisa dinikmati semua kalangan.
"Usaha ini membuktikan bahwa inovasi tidak harus datang dari hal besar. Dari kegemaran pribadi dan sapaan sederhana masyarakat, lahir sebuah brand kuliner yang kini mulai diperhitungkan. Om Bakso adalah cerita tentang bagaimana ketekunan, kreativitas, dan keberanian untuk mencoba bisa mengubah sesuatu yang sepele menjadi peluang usaha. Plus, saya juga memang penggemar bakso goreng sejak lama dan usaha ini jadi pasion sejak lama," ungkap Raden Sabil, Jumat (12/09/2025).
Menurut Sabil, usahanya ini lebih dari sekadar bisnis, Om Bakso adalah cerminan dari semangat anak muda Bandung yang terus melahirkan inovasi kuliner. Di kota yang dikenal sebagai gudangnya ide kreatif, Om Bakso hadir dengan sesuatu yang sederhana namun berbeda, membawa aroma gurih tenggiri yang mengundang selera sekaligus menciptakan cerita baru di peta kuliner Bandung.
"Kini, cita rasa sederhana itu bukan lagi sekadar jajanan lingkungan, melainkan sebuah identitas kuliner baru yang siap melangkah lebih jauh. Om Bakso telah membuktikan bahwa dari panggilan akrab bisa lahir sebuah usaha penuh makna, dari dapur kecil bisa tercipta legenda rasa, dan dari Bandung lahir inspirasi yang bisa menggerakkan banyak orang untuk percaya pada kekuatan ide sederhana," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bakso Goreng Om Bakso, Harga Hemat Manjakan Lidah Pelanggan
Pewarta | : Djarot Mediandoko |
Editor | : Faizal R Arief |