TIMES JABAR, MAJALENGKA – Terletak sekitar 15 kilometer dari ibu kota Kecamatan Maja, Desa Nunuk Baru di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memiliki kekayaan alam dan budayanya yang khas.

Dengan luas wilayah 2.100 hektar, desa yang berpenduduk 1.914 laki-laki dan 1.834 jiwa perempuan ini memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata budaya serta penggerak ekonomi kreatif berdaya saing.

Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, mengatakan bahwa salah satu kebanggaan Desa Nunuk Baru adalah tenun Gadod, kerajinan tangan warisan leluhur yang telah diproduksi secara tradisional. Tenun Gadod ini adalah cikal bakal kain yang kini menjadi identitas budaya Kabupaten Majalengka.

“Desa Nunuk Baru memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, seperti tenun Gadod yang telah menjadi identitas Majalengka. Kami melihat bahwa potensi ini bisa dikembangkan lebih jauh lagi untuk mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif di Majalengka,” ungkap Dedi Supandi, Rabu (9/10/2024).

Selain itu, produk-produk pertanian lokal seperti gula aren, bawang putih dan jagung pipil menjadi andalan desa ini. Produk-produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga menyuplai sebagian besar wilayah Majalengka untuk dijadikan bahan olahan baru yang berguna untuk perekonomian daerah. 

Dedi juga menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada. Menurutnya, tanpa keterlibatan langsung dari masyarakat, upaya pelestarian budaya tidak akan maksimal.

“Kami dari pemerintah akan terus berupaya untuk mendorong potensi budaya dan ekonomi kreatif di desa-desa seperti Nunuk Baru agar bisa bersaing di tingkat nasional dan bahkan internasional,” tukasnya. 

Kepala Desa Nunuk Baru, Nono Sutrisno, mengungkapkan bahwa desa yang dihuni oleh 3.748 jiwa itu memiliki beragam keunggulan, baik dari sisi geografis maupun kultural.

“Desa kami berada pada ketinggian 450 hingga 560 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara yang cukup panas. Kami terletak di hulu aliran Sungai Cimanuk, dikelilingi oleh dataran dan perbukitan yang membuatnya sangat indah,” jelasnya.

Desa Nunuk Baru terbagi menjadi sembilan kampung, yaitu Nunuk, Babakan, Cirelek, Kadut, Citayeum, Cinangka, Cikawoan, Lengkong dan Sanding. Masing-masing kampung memainkan peran penting dalam melestarikan tradisi dan budaya setempat.

Desa ini pun rutin mengadakan gelar budaya setiap peringatan hari jadinya. Berbagai potensi lokal seperti hasil bumi, seni budaya dan produk kearifan lokal ditampilkan. Acara ini menjadi wadah untuk menunjukkan kekayaan budaya desa kepada masyarakat luas.

Dalam acara gelar budaya tersebut turut diisi dengan kegiatan tradisional, seperti acara guar bumi untuk menyambut masa tanam sebagai ungkapan rasa syukur. Selain itu, terdapat juga penyiraman benda pusaka, yaitu membersihkan benda-benda peninggalan kerajaan agar tetap terawat.

“Kami ingin menjadikan desa ini sebagai destinasi wisata budaya, di mana pengunjung bisa belajar tentang budaya kami, termasuk tenun gadod dan lainnya,” kata dia.

Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, Desa Nunuk Baru terus berupaya mengembangkan sektor ekonomi kreatif dan budaya sebagai motor penggerak perekonomian desa.

"Kami berharap, dengan perhatian dari pemerintah dan partisipasi masyarakat, Desa Nunuk Baru bisa semakin dikenal, baik di tingkat kabupaten, provinsi bahkan nasional," tambahnya. 

Dengan keberagaman budaya dan produk unggulan yang dimiliki, Desa Nunuk Baru menjadi salah satu desa di Kabupaten Majalengka yang berhasil melestarikan tradisi sekaligus mengembangkan ekonomi kreatif di tengah arus modernisasi. (*)