https://jabar.times.co.id/
Berita

Kisah Vertical Rescue Indonesia yang Ingin Membangun 1000 Jembatan Gantung

Minggu, 30 Mei 2021 - 19:26
Kisah Vertical Rescue Indonesia yang Ingin Membangun 1000 Jembatan Gantung Sejumlah Komunitas Pegiat Lingkungan dan Sosial berfoto bersama setelah menerima pemaparan Program 1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia di Kampus STIA Tasikmalaya (Foto: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Sejumlah komunitas pegiat alam dan sosial bertemu menyatukan visi dan misi yang digagas Vertical Rescue Indonesia dalam Program 1000 Jembatan untuk Indonesia.

Pertemuan dilaksanakan di Gedung Graha Mulia Permana Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tasikmalaya, Jalan Perintis Kemerdekaan No. 200, Kelurahan  Karsamenak, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (30/5/2021).

Pertemuan dipimpin langsung oleh Tedi Ixdiana selaku Komandan Satgas Expedisi 1000 Jembatan Gantung untuk Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Jembatan Merah Putih.

Vertical Rescue Indonesia aKomandan Satgas Expedisi 1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia Tedi Ixdiana memberi penjelasan pada beberapa komunitas pegiat lingkungan dan sosial di Graha Mulia Permana, Kampus STIA Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Tedi Ixdiana memaparkan kisah awalnya program ini. Menurutnya, ini adalah Jembatan Merah Putih yang merupakan hadiah tanda cinta bagi Indonesia di usianya yang ke-73. Jembatan maha istimewa ini menjadi jembatan tali baja tertinggi di daratan Australia dan Oceania, yang berdiri gagah di ketinggian 4884 mdpl di puncak tertinggi di Indonesia, Carstensz Pyramid di Pegunungan Tengah-Papua.

Bagi pendaki, jembatan ini sangatlah bernilai menjadi akses termudah menuju puncak Carstensz Pyramid. Hanya satu menit waktu yang dibutuhkan untuk melintasinya dengan peralatan keamanan yang minimal.  

Pria ini menuturkan awalnya Vertical Rescue Indonesia bekerja sama dengan Kodam XVII Cenderawasih memberikan hadiah istimewa di tahun 2015.

"Jembatan ini memang yang pertama dibangun oleh kita, tapi bukanlah menjadi yang terakhir. Sejak Jembatan Merah Putih  langkah kita tak terhentikan, melalui program Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia kita akan membangun jembatan perintis di daerah pasca bencana atau membuka akses daerah terpencil," tuturnya kepada TIMES Indonesia.

Ia juga mengungkapkan, kini anak-anak di desa Labian Ira'ang di Kabupaten Kapuas Hulu tak perlu lagi bertarung nyawa melintasi arus sungai Bakung untuk pergi bersekolah. Mereka juga tak perlu berjalan memutar berkilometer karena ketiadaan jembatan.

Vertical Rescue Indonesia bKomandan Satgas Expedisi 1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia Tedi Ixdiana (kiri) memberikan Kaos  Cinderamata kepada Presiden Republik Mang Obech  di Graha Mulia Permana, Kampus STIA Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Hingga kini, sudah 124 jembatan gantung dibangun di 15 provinsi Indonesia. Di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua termasuk di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat dan Perbatasan Indonesia-Timor Leste di Nusa Tenggara Timur.

"Jembatan yang ke 124 ini akan dibuat untuk menghubungkan desa Cisempur Kecamatan Cibalong dan Kecamatan Jatiwaras di Kabupaten Tasikmalaya, bentang jembatan yang akan kita bangun kurang lebih 100 meter,” jelasnya.

Ia berharap dengan adanya jembatan gantung ini  masyarakat di sana dimudahkan berkegiatan sehari-hari untuk pergi berladang, ke sekolah, fasilitas kesehatan dan bertemu sanak saudara.

"Istimewanya, jembatan yang dibangun oleh kita tidak menggunakan beton, pembuatannya pun singkat mulai dari 1-5 hari. Meski demikian, keamanan dan kekuatan jembatan tentu sudah diperhitungkan matang," tandasnya.

Dalam pembuatan jembatan gantung ini, Tedi menjelaskan bahwa dirinya bersama tim menitikberatkan pada nuansa sarat gotong-royong mulai dari pengumpulan material, pembuatan sampai makan para relawan dalam bekerja.

"Seperti halnya pembuatan jembatan gantung ke 124 di Tasikmalaya, selain membangun sinergitas dengan TNI-POLRI, dirinya meraih seluruh komponen masyarakat termasuk para pecinta alam yang terdiri dari Mapala, Sispala, Komunitas Caving, Republik Aer, Tagana, TRC bahkan dari BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya turut bergabung mewujudkan cita-cita mulia ini," tuturnya.

Di tempat yang sama, Presiden Republik Aer Tasikmalaya Mang Obech yang mewakili para pegiat lingkungan dan sosial di Tasikmalaya mengungkapkan apresiasi bagi tim Vertical Resque Indonesia bisa bekerja sama menggarap program yang sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya yang ada di Tasikmalaya. "Terima kasih Kang Tedi, kita bisa bersinergi dengan saudara-saudara yang ada di Tasikmalaya, ini momentum yang sangat tepat sekali untuk menggairahkan aktivitas mapala dan Sispala yang saat ini kosong karena pandemi,"pungkasnya. (*)

Pewarta : Harniwan Obech
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.