https://jabar.times.co.id/
Berita

Kisah Rusman, Pelaku UMKM Tasikmalaya Sukses Bangun Pabrik Pakaian Online Dthree Tembus Pasar Dunia

Kamis, 23 Oktober 2025 - 10:47
Kisah Rusman, Pelaku UMKM Tasikmalaya Sukses Bangun Pabrik Pakaian Online Dthree Tembus Pasar Dunia Haji Rusman, pelaku UMKM asal Tasikmalaya saat memberikan keterangan kepada TIMES Indonesia di workshop Dthree Kampung Tundagan, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (22/20/2025) petang. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Di balik hiruk pikuk perkembangan dunia digital dan maraknya bisnis daring, kisah sukses satu ini menjadi inspirasi nyata tentang bagaimana mimpi besar bisa lahir dari kesederhanaan. Dialah Haji Rusman (42), sosok pengusaha asal Kampung Tundagan, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, yang kini dikenal luas sebagai pendiri dan pemilik Dthree Clothing, pabrik pakaian online yang mampu mempekerjakan lebih dari 80 orang karyawan dan menembus pasar internasional.

Perjalanan Rusman dimulai bukan dari modal besar, melainkan dari ruang tamu rumahnya sendiri, ditemani sang istri. Dari situ, keduanya merintis usaha memproduksi busana keseharian keluarga, gamis, hingga pakaian muslim modern.

“Awalnya cuma buat baju untuk keluarga dan teman dekat. Lama-lama banyak yang pesan, akhirnya kami coba seriusin, walau waktu itu masih jahit di rumah,” kenangnya.

Kini, enam tahun berselang, Dthree menjelma menjadi salah satu brand busana muslim lokal yang paling diperhitungkan di marketplace Indonesia, bahkan menembus pasar global berkat strategi digital dan keberanian berinovasi.

Sebelum terjun ke dunia bisnis, Rusman merupakan seorang profesional mapan. Ia menghabiskan sebagian besar kariernya di salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia, hingga menduduki jabatan kepala bagian di Kalimantan.

Namun, kehidupan yang tampak mapan itu berubah ketika sebuah peristiwa besar mengguncang hidupnya meninggalnya sang anak tercinta.

“Dari situ saya mulai berpikir ulang tentang arti hidup. Dulu saya habiskan waktu antara kantor dan rumah dinas. Saya sadar, saya terlalu mengejar karier dan lupa ada kehidupan lain. Akhirnya saya ubah arah hidup, saya ingin membangun sesuatu yang lebih bermakna, yang bisa bermanfaat untuk banyak orang,” ungkapnya lirih.

Pada awal 2019, ia resmi memutuskan keluar dari pekerjaannya dan menapaki jalur baru sebagai pengusaha mandiri. Tanpa pengalaman bisnis, ia memulai semuanya dari nol mencari bahan kain, belajar desain, hingga membangun sistem produksi sederhana. 

“Saya belajar dari kegagalan kecil, tapi terus bergerak. Prinsip saya, sukses itu bukan uang dulu yang penting, tapi mentalnya,” ujarnya.

Dthree berkembang pesat dengan pola produksi terencana dan manajemen modern. Di bawah kepemimpinannya, pabrik ini kini memiliki divisi desain, produksi, pengepakan, serta tim kreatif digital yang dikelola oleh anak muda Tasikmalaya.

Sebagian besar karyawan Dthree merupakan warga sekitar Mangkubumi, yang kini memiliki penghasilan tetap dan peluang berkembang.

Sejumlah-karyawati-Dthree.jpgSejumlah karyawati Dthree saat menangani pemesanan/order via platform e-commerce di workshop Dthree Kampung Tundagan, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (22/20/2025) petang. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

“Saya ingin Dthree bukan hanya usaha pribadi, tapi wadah pemberdayaan. Banyak karyawan saya dulunya ibu rumah tangga, anak muda yang belum punya pengalaman, sekarang mereka bisa punya keterampilan dan penghasilan,” jelas Rusman.

Di tengah persaingan ketat industri busana muslim, Dthree fokus pada pakaian kasual keluarga dan gamis modern, dengan desain simpel, warna netral, dan kualitas jahitan tinggi. Strategi ini membuat produknya diterima di berbagai segmen pasar mulai dari remaja, ibu muda, hingga keluarga urban.

Transformasi digital menjadi kunci utama kebangkitan Dthree. Rusman mengaku, awalnya ia sama sekali tidak paham soal e-commerce. Namun berkat tekad belajar, ia mulai menjual produk di Shopee — marketplace yang kini menjadi tumpuan jutaan UMKM di Indonesia.

“Shopee itu bukan pilihan, tapi kewajiban. Di zaman sekarang, kalau tidak jualan online, berat. Saya belajar dari nol sampai akhirnya bisa jadi seller mall,” ujar Rusman.

Perjuangannya tak sia-sia. Enam tahun bergabung di platform oranye tersebut, Dthree kini mampu mencatat pertumbuhan hingga 70 persen berkat strategi penjualan online. Bahkan, ia berhasil masuk 10 besar ajang bergengsi Shopee “Jagoan UMKM Naik Kelas 2025”, ajang yang memberikan penghargaan kepada para pelaku UMKM berprestasi dengan total hadiah Rp 1 miliar.

Momen 11.11 dan Harbolnas 12.12 menjadi ajang panen pesanan bagi Dthree. Dalam sehari, tim produksi bisa menerima lebih dari 500 pesanan dari seluruh Indonesia.

“Kadang sampai lembur tiga shift. Tapi alhamdulillah, semua dikerjakan dengan semangat karena mereka tahu ini kerja bareng, hasil bareng,” kata Rusman.

Untuk menjaga efisiensi dan ketepatan pengiriman, Dthree kini menggunakan sistem pengepakan modern, serta analisis tren pasar digital untuk menentukan model dan warna yang sesuai kebutuhan konsumen.

Kualitas produk Dthree ternyata tidak hanya memikat pembeli domestik. Melalui sistem ekspor Shopee, Rusman telah beberapa kali mengirim produknya ke luar negeri, termasuk ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Timur Tengah.

“Alhamdulillah, ternyata produk lokal Tasikmalaya bisa bersaing dengan brand global. Konsumen luar negeri bilang kualitasnya bagus, desainnya sopan tapi modern. Itu jadi kebanggaan tersendiri,” ujarnya tersenyum.

Menurut Rusman, branding lokal dan konsistensi kualitas menjadi faktor penting agar produk daerah mampu diterima pasar global. “Banyak yang bilang produk Indonesia tidak bisa bersaing. Tapi itu karena mindset-nya dulu. Kalau kita tekun dan serius, kita bisa naik kelas,” tegasnya.

Melek Internet, Kunci Sukses UMKM Masa Kini

Rusman juga menyoroti pentingnya literasi digital bagi pelaku UMKM, terutama di daerah. Ia sering diundang dalam berbagai forum kewirausahaan untuk berbagi pengalaman tentang digital marketing, branding, hingga strategi live shopping.

“Sekarang orang belanja bukan lagi ke toko, tapi ke ponsel. Jadi kalau UMKM mau bertahan, mereka harus melek internet. Minimal bisa pakai marketplace dan media sosial,” katanya.

Ia menilai, potensi digitalisasi UMKM di Tasikmalaya sangat besar, mengingat kota ini memiliki basis kuat dalam industri kreatif, bordir, dan fesyen muslim. “Tasikmalaya itu punya DNA industri rumahan yang luar biasa. Tinggal diangkat pakai teknologi digital,” tambahnya.

Keberhasilan Dthree menjadi bukti nyata bahwa digitalisasi bisa mengubah wajah ekonomi lokal. Melalui inovasi dan semangat kolaborasi, usaha kecil pun bisa naik kelas dan membuka lapangan kerja baru.
Kini, Dthree bukan sekadar brand, tapi ikon semangat baru UMKM Tasikmalaya dalam menghadapi era ekonomi digital.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), hingga 2025, sudah lebih dari 23 juta UMKM Indonesia yang masuk ekosistem digital, menyumbang lebih dari 60% PDB nasional. Dthree menjadi salah satu contoh pelaku usaha daerah yang berkontribusi dalam transformasi besar tersebut.

Bagi Rusman, kesuksesan sejati bukan semata soal omzet, tetapi tentang memberi manfaat. Ia berharap kisahnya bisa menginspirasi generasi muda Tasikmalaya untuk berani bermimpi, berinovasi, dan berbuat nyata.

“Saya tidak malu memulai dari nol. Yang penting terus belajar. Jangan tunggu sempurna baru mulai, tapi mulai dulu supaya bisa sempurna,” ujarnya.

Kini, di pabrik Dthree yang berlokasi di kawasan Mangkubumi, setiap mesin jahit yang berdenting menjadi simbol perubahan — perubahan dari tekad, ketekunan, dan keberanian seorang mantan pegawai bank yang menemukan arti hidupnya di dunia wirausaha.

Kisah Haji Rusman menegaskan satu hal penting: bahwa inovasi, mental baja, dan digitalisasi adalah kunci keberhasilan UMKM Indonesia.
Dari ruang kecil di Tasikmalaya, ia membuktikan bahwa produk lokal bisa bersinar di pasar global, membawa nama daerahnya harum di kancah nasional dan internasional.

“Bagi saya, bisnis bukan hanya tentang uang. Tapi tentang keberkahan dan manfaat. Kalau itu sudah niatnya, insyaallah semua akan mengalir dengan sendirinya,” tutupnya. (*)

Pewarta : Harniwan Obech
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.