TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Penyandang disabilitas merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki kedudukan, hak, kewajiban, serta peran yang sama dengan masyarakat lainnya dalam kehidupan dan penghidupannya.
Hal tersebut disampaikan salah seorang relawan Komunitas Kejar Mimpi Kota Tasikmalaya Dewi Rahmawati, dirinya menilai keberpihakan pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memperhatikan dan mewadahi tentang hak penyandang disabilitas dalam kegiatan kehidupannya dalam masyarakat.
Istilah penyandang cacat saat ini dalam kajian perspektif bahasa Indonesia menurut Dewi memiliki makna yang berkonotasi negatif dan tidak sejalan dengan prinsip utama hak asasi manusia sekaligus bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
"Disabilitas saat ini membutuhkan peran kita semua, sehingga konotasi paradigma negatif tersebut dapat hilang dari maindset para disabilitas ataupun keluarganya, oleh karena itu harus disepakati bahwa istilah penyandang cacat diganti dengan istilah Penyandang Disabilitas," ungkapnya disela acara Ramadan Kareem yang bertajuk Ekspresi Religi Anak Berkebutuhan Khusus. Sabtu (16/4/2023)
Dewi mahasiswi Universitas Siliwangi semester akhir yang dipercaya menjadi ketua pelaksana sekaligus inisiator Ramadan Kareem menyebut program pendampingan disabilitas merupakan panggilan jiwa dari komunitas kejar mimpi yang beranggotakan sekitar 50 orang yang terdiri dari mahasiswa di perguruan tinggi di Priangan Timur.
"Bertepatan dengan bulan ramadan komunitas kami menyiapkan satu panggung buat para penyandang disabilitas untuk memperlihatkan kebolehannya tampil didepan ratusan pengunjung Mall Asia Plaza, agar mereka lebih percaya diri, bahwa dibalik kekurangannya dirinya memiliki kelebihan seperti halnya yang normal," tuturnya.
Ia bersama puluhan rekannya mendampingi para disabilitas yang berjumlah 400 orang yang tersebar di tujuh Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk mengasah keterampilan dan skillnya baik dalam bidang agama, seni dan budaya, diharapkan dengan mengenal minat dan bakat kita bisa bantu memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
"Sebelum even ini digelar kita kunjungan ke tujuh SLB ini, kita mencoba menyerap apa yang menjadi harapan para anak disabilitas, sehingga kita lebih paham dan lebih efektif untuk bisa mengembangkan dan menyalurkan bakat yang dimiliki sehingga bisa dijadikan modal untuk kemandirian hidupnya," tutur Dewi kepada TIMES Indonesia saat didampingi Ibu Mathay Tim Kejar Mimpi dari Kota Bandung.
Dewi mengaku dalam mendampingi para disabilitas dalam berkarya untuk mengasah skillnya tidaklah mudah, dengan keterbatasan yang dimiliki oleh komunitasnya tak jarang mereka mesti membangun kemitraan dengan komunitas yang lain seperti komunitas seniman, budayawan, para pegiat sosial, bahkan dengan komunitas otomotif sekalipun.
"Kejar mimpi dievent ini tidak akan berhasil hebat tanpa disupport dari seluruh rekan komunitas yang lain seperti dukungan dari Yayasan Bakti Kalam Insani yang telah menyalurkan ratusan paket sembako untuk disabilitas serta dukungan kang Itmam Haerul Rizal Jalu dari Paguyuban Online Bersatu yang telah menurunkan sekitar 40 unit mobil untuk mengantarkan dan menjemput para disabilitas ke Mall Asia Plaza ini, termasuk support dari Bank CIMB Niaga yang tak pernah mensupport disetiap kegiatan,"tandasnya.
Sementara itu penyandang tuna netra Mamat Rahmat dari Yayasan Majlis Taklim Tuna Netra Al Hikmah mengatakan, keberadaan komunitas kejar mimpi di Tasikmalaya sangat membantu dalam pembinaan pengajian Al Qur'an rutin, baik mingguan ataupun bulanan.
Tah hanya itu, Mamat mengapresiasi komunitas kejar mimpi yang tak pernah lelah membangun semangat para anak-anak disabilitas untuk membangun kemandirian dalam menjalankan kehidupannya, mulai pembelajaran, bahkan mendampingi anak untuk terbiasa menggunakan tongkat secara mandiri sewaktu berjalan.
"Saya apresiasi Neng Dewi beserta rekan dari Kejar Mimpi yang tak pernah lelah mendampingi saya dan anak-anak untuk berkegiatan seperti Rally Tongkat Jelang Hari Kemerdekaan dan Perayaan Hari Disabilitas kemarin di Hotel Horison," ungkapnya. (*)
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |