TIMES JABAR, JAKARTA – Tanggal 17 Agustus adalah tanggal istimewa bagi bangsa Indonesia. Sebab di tanggal itulah, tepatnya 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta melakukan proklamasi kemerdekaan RI. Saat itu, adalah bulan Ramadhan. Bulan suci bagi umat Islam.
Buku berjudul, "Detik-detik Proklamasi Saat Menegangkan Menjelang Kemerdekaan Republik" yang ditulis Arifin Suryo Nugroho dan Ipong Jazimah (2011) merekam sepenggal kisah aksi para pemuda menjelang diproklamirkannya kemerdekaan.
Ketika itu kabar bahwa Bung Karno dan Bung Hatta akan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sudah berhembus. Para pemuda pun bersiap dan bersiaga, terutama di sekitar rumah kediaman Bung Karno.
Mereka bersiaga di serambi belakang rumah Bung Karno. Ketika itu juga berhembus isu, tentara Jepang akan menggagalkan proklamasi. Maka, untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, kepala keamanan ketika itu dr Muwardi memerintahkan Shodanco PETA, Latif Hendraningrat untuk menugaskan anak buahnya bersiaga dan berjaga di sekitar rumah Bung Karno.
Dr. Mawardi khawatir tentara Jepang akan datang menyerbu dan menggagalkan proklamasi. Mereka para laskar PETA yang berjaga dilengkapi senjata untuk mengantisipasi segala kemungkinan terburuk yang terjadi.
Kepada pasukan PETA yang berjaga diinstruksikan jika tentara Jepang datang, segera melepaskan tembakan. Wali Kota Jakarta saat itu, Suwiryo juga tak kalah sibuk. Rupanya, ketika itu belum didapat mikropon untuk dipakai membacakan teks proklamasi.
Suwiryo pun lantas memerintahkan Wilopo salah seorang pegawai di Balaikota mencari mikropon. Mikropon pun didapat. Wilopo juga diperintahkan mempersiapkan alat pengeras suara. Dengan cepat alat -alat dicari dan disiapkan.
Tak gampang cari alat pengeras suara ketika itu. Setelah mencari kesana lemari, Wilopo mendapatkan alat pengeras suara dari rumah Gunawan pemillk Radio Satria yang ada di Jalan Salemba Tengah No. 24 Jakarta.
Cerita menarik lainnya adalah tentang tiang bendera. Saat itu menjelang detik kemerdekaan akan dibacakan, belum disiapkan tiang bendera. Maka, dengan mendadak Sudiro yang kala itu jadi sekretaris dan pembantu umum Bung Karno meminta S. Suhud, anggota Barisan Pelopor Komandan Pengawal rumah Bung Karno menyiapkan tiang bendera.
Dan sejarah pun mencatat, dengan persiapan yang serba mendadak dan dalam keadaan darurat, segala keperluan untuk acara proklamasi kemerdekaan RI bisa disiapkan. Pagi hari, 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia pun dikumandangkan Bung Karno yang didampingi Bung Hatta di Jakarta. (*)
Pewarta | : Hasbullah |
Editor | : Faizal R Arief |