TIMES JABAR, MAJALENGKA – Tahukah kalian titik pusat yang menjadi area fokus mahasiswa dalam demo 11 April di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat? Yang di atasnya ada patung perjuangan dekat gedung DPRD dan alun-alun Majalengka?
Fakta bahwa ada tugu khusus, terpatri di dalam tugu batu yang permanen itu menyimpan sejarah, sedikitnya tentang satu hal mengenai Majalengka, Jawa Barat.
Menurut Ketua Group Madjalengka Baheula (Grumala) Nana Rohmana mengatakan, tugu 0 ,370 itu merupakan patok penanda kilometer. Itu punya arti bahwa 370 meter menuju titik 0 kilometer Kota Majalengka.
"Titik 0 kilometernya sendiri, sebetulnya ada di dekat warung baso depan BRI Cabang Majalengka, lurus ke arah timur dari tugu 0,370 km itu," ujar pria yang akrab disapa Mang Naro, Selasa (12/4/2022)
Naro menambahkan, tugu 0,370 kilometer itu disebut juga tugu Heksameter. Merupakan patok biasa sebagai penanda kilometer. Hanya saja, terlihat istimewa, karena tepat berada di depan patung Gedung Juang, DPRD Majalengka. "Terkesan lebih keren, karena dibikin ornamen, sehingga sepintas mirip tugu 0 kilometer," ujarnya.
Idealnya, menurut Mang Naro, ornamen tugu peringatan itu dibuat di depan warung Baso yang ada tugu 0 kilometernya, mengingat hal itu lebih monumental. Mengingat, di sejumlah kota lain di Indonesia, biasanya tugu 0 kilometer sering dijadikan tujuan para pelancong.
"Namun, tempat depan warung Baso itu, sepertinya tidak memadai untuk dibangun monumen 0 kilometer. Dalam sejarahnya 0 kilometer adalah titik pertama kali pembangunan kota, atau dulunya di situ adalah pos penjagaan jalur Grote Postweg , di sana terdapat tugu Mijn Pall," ungkapnya.
Naro menceritakan, Tugu Mijn Pall itu dulunya biasanya terdapat pos penukaran kuda (dulu belum ada mobil dan motor). Dimana jika ada kereta atau penunggang kuda yang melakukan perjalanan jauh, misalnya dari Bandung, kuda yang sudah lelah ditukar dengan kuda yang masih segar.
"Setelah berganti dengan kuda yang masih segar, lalu melanjutkan perjalanana lagi. Pos penjagaan atau pos penukaran kuda ini adanya sejak dibangun Grote Post Weg Daendels tahun 1808," tandas Ketua Grumala Majalengka. (*)
Pewarta: Herik Diana
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Ronny Wicaksono |