https://jabar.times.co.id/
Berita

Puluhan Peserta Belajar Mencelup Kain dengan Pewarna Alami

Sabtu, 11 Desember 2021 - 23:13
Puluhan Peserta Belajar Mencelup Kain dengan Pewarna Alami Foto bersama Peserta workshop shibori di Sanggar Komunitas Cermin Tasikmalaya, Jalan Pemuda nomor 2 A, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sabtu, (11/12/2021) siang. (FOTO: Harniwan Obech/ TIMES Indonesia)

TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Sebanyak 56 peserta dari berbagai kalangan belajar mencelup kain dengan menggunakan pewarna alami dalam Workshop Shibori yang digelar Komunitas Cermin Tasikmalaya. Pelatihan cuma-cuma itu digelar sebagai acara pembuka rangkaian Festival Seni Akhir Tahun 2021, Syukur Waktu 10.  

Workshop Shibori dihelat di Sanggar Komunitas Cermin Tasikmalaya, Jalan Pemuda nomor 2 A, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Acara dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, Sabtu, (11/12/2021), diawali pembukaan berisi sambutan Ketua Komunitas Cermin Tasikmalaya, Ashmasyah Timutiah. Dilanjutkan dengan materi dan praktik yang disampaikan pegiat pewarna alami Nikmatul Hanik asal Jepara, Jawa tengah. 

Peserta yang mengikuti workshop terlihat antusias, mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, hingga seniman. Hanik, sapaan akrab Nikmatul Hanik sebelum memulai workhsop memberi arahan pada seluruh peserta ihwal teknis pencelupan kain menggunakan pewarna dari bahan alami.

workshop shibori aPeserta  workshop shibori  dari berbagai kalangan, melipat kain yang akan di celup di Sanggar Komunitas Cermin Tasikmalaya, Jalan Pemuda nomor 2 A, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sabtu, (11/12/2021) siang. (FOTO: Harniwan Obech/ TIMES Indonesia)

Bahan alami untuk dijadikan pewarna, di antaranya kulit kayu mahoni dan daun ketapang. Kedua bahan, sebelumnya diolah dengan cara direbus sehari sebelumnya. Proses ekstraksi tersebut untuk menghasilkan warna yang maksimal.

Kepada para peserta, Hanik menjelaskan, bahan yang dipakai mesti berbahan katun. Penggunaan kain jenis itu, diamksudkan agar mudah menyerap warna dari bahan yang berasal dari alam.

"Sebelumnya harus direndam terlebih dahulu dengan air bersih, agar pori-pori kain itu terbuka," tandas Hanik. 

Usai memberi penjelasan awal, Hanik mempraktikkan cara untuk membuat motif dari setiap helai kain berupa lembaran-lembaran polos hingga yang sudah berbentuk kaus. 

Ikatan pada kain atau kaus polos menggunakan karet gelang dan tali rafia. Untuk pencelupannya penyelenggara menyediakan ember yang berisi pewarna berbahan kulit pohon mahoni untuk menghasilkan warna hijau keunguan. Ada juga yang berbahan daun ketapang untuk menghasilkan warna kemerahan. Untuk menghasilkan warna yang lebih terang, disediakan air tawas. Sedangkan untuk menghasilkan warna agar lebih pekat, disediakan juga air tunjung yang diambil dari karat bebatuan. 

"Pencelupan dari bahan-bahan pewarna alami ini sangat ramah lingkungan dan aman digunakan. Air limbah yang dibuang dari sisa pewarnaan ini tidak merusak struktur tanah dan mikroorganisme yang di saluran air serta permukaan tanah," beber Hanik.

workshop shibori bPeserta  workshop shibori  dari berbagai kalangan, mecelup  kain dengan pewarna alami di Sanggar Komunitas Cermin Tasikmalaya, Jalan Pemuda nomor 2 A, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sabtu, (11/12/2021) siang. (FOTO: Harniwan Obech/ TIMES Indonesia)

Setelah mendengar penjelasan dan praktik singkat, masing-masing peserta diberi sehelai kain putih polos. Malah, ada sebagian peserta yang membawa kaus putih untuk diwarnai dalam pelatihan tersebut. Antusiasme peserta terlihat begitu tinggi untuk mempraktikkan pencelupan. Sebagian peserta sempat berebut karet gelang untuk mengikat bagian-bagian kain yang akan diberi motif dengan cara ikat celup tersebut.

Aneka cara mengikat bagian kain dipraktikkan para peserta untuk mendapatkan beragam motif yang dicontohkan Hanik dan beberapa orang panitia penyelenggara dari Komunitas Cermin. Usai mengikat bagian-bagian kain yang hendak diberi motif, para peserta dipersilakan untuk mencelupkan ke ember berisi pewarna dengan cara bergantian. Ada tiga tahapan dengan tenggat waktu lima menit setiap kali pencelupan kain, setelah itu ditiriskan. Pencelupan dilakukan hingga tiga kali atau jika ingin warnanya lebih pekat bisa lebih. 

Dua jam kemudian, peserta workshop mulai membuka hasil ikatan dari pencelupan warna. Setiap peserta memamerkan hasil karya masing-masing. Hasil kreativitas mereka menciptakan berbagai motif, mulai dari bulat seperti bulan, segitiga, geometrik, hingga abstrak. Menjadi pengalaman baru semua peserta yang baru mengikuti workshop Shibori.  

Ketua Komunitas Cermin Tasikmalaya, Ashmasyah Timutiah mengatakan, selama pandemi Covid-19 aktivitas manusia terkungkung pembatasan yang diterapkan pemerintah.

"Kita jangan mati kutu, meski masih dalam keadaan pandemi Covid-19. Kita harus tetap bergerak, bangkit dan berkarya," imbau Ashmansyah saat kegiatan belajar mencelup kain dengan pewarna alami. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jabar just now

Welcome to TIMES Jabar

TIMES Jabar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.