TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Earth Hour kembali diselenggarakan secara serentak, tak terkecuali di Kota Tasikmalaya, Sabtu (25/3/2023). Sejumlah komunitas menggelar acara di Fave Hotel Tasikmalaya dengan memadamkan listrik selama 1 jam. Hal ini dilakukan untuk kembali mengingatkan pentingnya menghentikan kerusakan alam dan mengendalikan perubahan iklim.
Gerakan Earth Hour di Kota Tasikmalaya ini diinisiasi Fave Hotel Tasikmalaya. GM Fave Hotel Tasikmalaya, Nanuk Haryanti menyebut gerakan ini sebagai upaya pencegahan untuk melindungi bumi dari kerusakan.
"Sebagaimana yang dilakukan di beberapa kota di Indonesia, Kita inisiasi gerakan ini untuk mengajak dan mengingatkan kita semua untuk melindungi bumi kita,"ungkapnya saat ditemui TIMES Indonesia, Sabtu (25/3/2023) malam.
Nanuk menyebut earth hour tidak hanya memadamkan listrik, para anggota komunitas saling memberikan ajakan dan pesan untuk bersama-bersama menjaga bumi dari perubahan iklim beserta kerusakan bumi.
Masalah kelestarian lingkungan, menurut Nanuk merupakan tugas bersama, baik masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta dimana dalam penanganannya harus memiliki kesatuan visi dan misinya.
"Kalau masalah lingkungan ini kan tanggung jawab bersama, keberadaan Fave Hotel Tasikmalaya, tentunya harus memiliki dampak yang positif terhadap kelestarian lingkungang juga tingkat perekonomian masyarakat Kota Tasikmalaya," tandasnya terkait earth hour.
Sementara itu di tempat yang sama tokoh milenial muda Kota Tasikmalaya Uyung Aria mengapresiasi atas gerakan yang diinisiasi oleh Fave Hotel Tasikmalaya. Kepedulian menjaga bumi menurut Uyung merupakan tabungan untuk generasi penerus nanti.
"Ini gerakan yang luar biasa yang digagas oleh Fave Hotel Tasikmalaya, dan upaya saling mengingatkan ini menurut saya akan menjadikan saving kelestarian bumi yang akan bermanfaat dan dirasakan oleh anak cucu kita kelak," ungkapnya terkait earth hour.
Uyung menambahkan saat ini perkembangan sumber daya energi semakin hari semakin berkurang, seperti batu bara ataupun bahan bakar minyak (BBM) yang ketersediaannya lambat laun akan habis, dibutuhkan satu perlakuan yang bijak atas penggunaan setiap energi yang kita gunakan.
"Kita harus bijak, aksi gerakan pemadaman listrik ini memberikan signal kepada kita, bahwa kita harus menghemat menggunakan listrik dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
Gerakan memadamkan listrik serentak selama 1 jam atau Earth Hour pada Sabtu (25/3/2023) pukul 20.30-21.30 waktu setempat ini dipusatkan di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Hal ini kembali mengingatkan kepada seluruh pihak terkait momen krusial untuk menghentikan kerusakan alam dan mengendalikan perubahan iklim
Sama seperti perayaan di tahun-tahun sebelumnya, Earth Hour 2023 juga menyerukan kepada individu, komunitas, dan sektor bisnis di seluruh dunia untuk melakukan aksi pengendalian perubahan iklim. Aksi dilakukan dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik lainnya yang tidak digunakan selama 1 jam bagi keberlanjutan bumi. (*)
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Bambang H Irwanto |