TIMES JABAR, PANGANDARAN – Tugu ikan marlin yang terdapat di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat menjadi ciri khas sebagai penyambutan kepada wisatawan dari luar daerah.
Selain sebagai simbol penyambutan kepada wisatawan, tugu ikan marlin juga memiliki filosofi tersendiri yang sangat istimewa.
Setidaknya ada empat tugu ikan marlin di wilayah Kabupaten Pangandaran. Ke empat lokasi tersebut di antaranya, di seberang masjid agung Pangandaran sebelum toll gate, di pertigaan Cikembulan tembusan Pamugaran, di alun-alun Parigi dan di pertigaan Kecamatan Cijulang.
Dari empat lokasi tersebut, banyak wisatawan yang melakukan swafoto sebagai tanda dirinya sampai di Kabupaten Pangandaran.
Bagi wisatawan yang datang ke Pangandaran, berfoto di tugu ikan marlin menjadi daya tarik dan kepuasan tersendiri.
Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Aceng Hasim mengatakan, tugu ikan marlin merupakan simbol wajah Pangandaran. "Terdapat semangat dan karakter yang melekat pada sosok ikan marlin," kata Aceng, Rabu (2/6/2021).
Ikan marlin sebetulnya jarang ditemui di perairan laut Pangandaran, bahkan sangat jarang nelayan memperoleh hasil tangkapan ikan marlin.
Ikan marlin memiliki karakter predator juga hidup secara mandiri. Karakter tersebut jadi semangat Kabupaten Pangandaran sebagai daerah otonomi baru (DOB) yang mandiri dengan masyarakatnya yang mampu berdikari secara ekonomi.
"Ikan tersebut juga masuk pada jenis ikan perenang cepat dengan kecepatan 100 kilommeter per jam," tambahnya.
Ikan ini juga sering melakukan aksi lompatan ke permukaan air secara lincah dan gesit. Spirit tersebut menjadi bahan acuan agar Kabupaten Pangandaran bisa bergerak cepat menyejajarkan diri dengan daerah lain.
"Lompatan ikan marlin diibaratkan lompatan pembangunan di Kabupaten Pangandaran yang begitu pesat dengan berbagai program," jelas Aceng.
Selain lincah dan gesit, ikan marlin sangat berbahaya ketika ditangkap karena paruhnya sangat tajam. Jika menangkap ikan marlin harus cermat, karena paruhnya mirip tombak dan bisa menancap ditubuh manusia. Ketika diangkat ke perahu harus paruhnya dulu yang dipegang, kalau tidak ikan marlin bisa meronta dan paruhnya menusuk badan. (*)
Pewarta | : Syamsul Ma'arif |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |