TIMES JABAR, SUMEDANG – Desa Citali dipastikan menjadi pilot project untuk pengembangan Kampung Sains yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA). 

Hal itu diungkapkan Plt Kabid SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Yudi Purwana kepada TIMES Indonesia di Citali Pamulihan Sumedang Jawa Barat, Kamis (31/3/2022). 

"Pengembangan kampung sains di tingkat desa ini bertujuan membangkitkan minat sains di kalangan generasi muda dengan cara eduwisata. Tak hanya Disdik saja, namun sejumlah dinas lainpun dilibatkan dalam pengembangan kampung sains seperti, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan para guru penggerak bidang sains yang sudah dilatih," ujar Yudi. 

Menurut Yudi, setidaknya penerapan kampung sains itu mampu membentuk sebuah pola pikir dari jenjang anak sekolah, mahasiswa, dan masyarakat umum agar tidak terjebak dalam pola bias informasi di era teknologi informasi dewasa ini.

"Jadi, fungsi program di kampung sains ini agar masyarakat selalu mengamati, memperhatikan, mencoba, kemudian dapat meningkat menjadi menganalisis, kritis, dan berinovasi. Artinya, masalah sains itu bisa mengatasi masalah kehidupan di daerah, terutama di kampung-kampung," jelas Yudi. 

Selain itu, terang Yudi, program yang dirancang di kampung sains, selain mengenali sains, juga menggiring anak didik membuat inovasi. Misalnya, mengenal jenis-jenis lebah, cara hidupnya, khasiat dari madu lebah serta cara mengelola budidaya lebah sampai dijual menjadi sebuah produk.  

Di kesempatan itu, Duta Sains Kabupaten Sumedang, Santi Nurmalasari yang juga berprofesi sebagai guru IPA SMPN 7 Sumedang mengakui bahwa desa Citali dipastikan menjadi sasaran sebagai Kampung Sains. 

"Semuanya terdapat 6 kabupaten di Jabar yang menjadi Kampung Sains salahsatunya desa Citali Sumedang. Sehingga, pengembangan kampung sains ini diharapkan bisa mengembangkan inovasi yang memiliki daya ungkit ekonomi. Terlebih, tumbuhnya minat sains di kalangan masyarakat akar rumput," ucapnya. 

Santi menjelaskan, pengembangan kampung sains diharapkan dapat menjadi hilirisasi produk riset akademik sebagai pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat. 

"Saya harap Desa Citali menjadi desa percontohan di Sumedang yang berhasil mengembangkan hal-hal sains. Apalagi berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19," tutup Santi Nurmalasari Duta Sains Kabupaten Sumedang. (*)