TIMES JABAR, BOGOR – Sejumlah mahasiswa melakukan aksi demontrasi terhadap Pj Bupati Bogor buntut pernyataan bahwa pesantren penyebab rendahnya angka rata-rata lama sekolah.

Dalam hal ini Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdaltul Ulama Jawa Barat (BEM PTNU Jabar) sangat menyesalkan pernyataan yang disampaikan oleh Bachril Bakri, yang saat ini menjabat sebagai Pj Bupati Bogor. Ia menilai pernyataan tersebut telah melukai perasaan umat Islam, khususnya para santri dan kiai di seluruh Indonesia. 

Koordinator Isu BEM PTNU Jabar, Khaiqal Sahid, menjelaskan bahwa pernyataan Pj Bupati Bogor tersebut sangat tidak berdasar dan menyimpang dari segala fakta-fakta yang ada. 

"Ini tidak hanya mencoreng citra pesantren, tetapi juga menunjukkan kurangnya pemahaman mendalam terhadap kontribusi besar yang telah diberikan oleh pesantren dalam bidang pendidikan agama dan moralitas masyarakat," katanya dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Selasa (4/2/2025).

Dirinya menegaskan bahwa Pj Bupati Bogor seharusnya lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya dan lebih banyak melakukan riset sebelum mengeluarkan pernyataan yang dapat memicu ketegangan dan ketidaknyamanan di masyarakat. 

"Alih-alih menyalahkan pesantren, pemerintah seharusnya memberikan dukungan yang lebih besar kepada pesantren, baik yang modern maupun salafiyah, agar mereka dapat berkembang seiring dengan kemajuan pendidikan formal lainnya," ujarnya geram.

Menurutnya tugas pemerintah adalah memperhatikan dan mendukung keberadaan pesantren yang telah banyak berkontribusi dalam mendidik masyarakat, bukan malah mengkritik dan menyudutkan mereka tanpa dasar yang jelas.

"Sebagai lembaga pendidikan yang telah berdiri ratusan tahun, pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, di mana para kiai dan santri turut berjuang melawan penjajah," ungkapnya menegaskan.

Dalam konteks ini, pihaknya sangat menyayangkan jika ada pihak-pihak tertentu apalagi atas nama pemerintah yang merendahkan pesantren tanpa mempertimbangkan sejarah dan kontribusinya. 

Oleh karena itu, BEM PTNU Jabar menuntut agar Pj Bupati Bogor meminta maaf kepada seluruh umat Islam, terutama para santri dan kiai, yang merasa terganggu dan tersinggung oleh pernyataan tersebut. 

Lebih jauh pihaknya mendesak pemerintah harus berpikir lebih jauh tentang bagaimana mereka bisa mendukung pesantren dalam memberikan pendidikan yang berkualitas, yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap pembangunan masyarakat yang lebih baik. 

"Kami berharap ada kerja sama yang lebih erat antara pemerintah dan pesantren untuk menciptakan masyarakat yang lebih beriman, berilmu, dan berakhlak mulia," tandasnya menutup penyampaian.(*)