TIMES JABAR, INDRAMAYU – Warga Desa Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengeluh akibat krisis air bersih yang terjadi sejak 5 bulan terakhir. Kondisi tersebut membuat warga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk keperluan mandi, mencuci dan memasak.

Menurut salah satu warga, Maemunah (50) kondisi ini sudah terjadi sejak awal tahun dan hingga kini masih belum ada solusi dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat. Ia mengaku harus bangun tengah malam hingga dari pagi untuk menunggu aliran air.

"Kami terpaksa harus tidur pagi menunggu air keluar, biasanya antara jam 1 atau jam 2 dini hari air baru keluar itu juga tidak banyak," ujar Maemunah, Kamis (7/7/2022).

Maemunah menambahkan untuk kebutuhan air setiap hari, mereka terpaksa membeli air galon isi ulang. Hal tersebut dirasa memberatkan warga, karena harus mengeluarkan uang puluhan hingga ratusan ribu setiap hari, hanya untuk membeli air.

"Kami berharap ada penanganan yang serius dari pihak PDAM agar kondisi ini jangan berlarut-larut, kasihan rakyat kecil sudah membayar tapi tidak terlayani dengan baik," imbuhnya. 

Munali, aparat desa setempat, juga menyampaikan hal yang sama seperti yang diungkapkan Maemunah. Beberapa kali keluhan bahkan pernah disampaikan langsung kepada unit pelayanan PDAM terdekat. Namun keluhan tersebut belum ditanggapi hingga saat ini.

Ditambahkan, masyarakat sudah melakukan pengaduan terhitung dari tanggal 6 Mei 2022, tapi tidak direspon, dan tidak ada tindakan sama sekali.

"Kami butuh solusi dan aksi dari pihak PDAM, jangan menunggu terlalu lama untuk di perbaiki, kami butuh solusi dan gerakan yang nyata, agar krisis air bersih ini bisa teratasi," terangnya. 

Ditempat terpisah Unit Pelayanan PDAM Cabang Lohbener Indramayu, Egis Fatuhrohman menyampaikan bahwa ada kendala kebocoran pipa yang menyebabkan pendistribusian air dari PDAM tersendat. Pihaknya telah melakukan pemeriksaan di lapangan dan akan segera menyampaikan perkembangan kepada warga secepatnya.

"Ada beberapa pipa PDAM yang mengalami kebocoran akibat alat berat pekerjaan Proyek BBWS, sehingga butuh waktu untuk memperbaiki saluran Pipa tersebut agar bisa menyalurkan air kembali," ujar Egis. (*)