TIMES JABAR, BANDUNG – Universitas Telkom menjadi tuan rumah bagi acara “DJKI Mendengar dan Mengedukasi” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) bersama Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat (Kemenkumham Jabar), pada 9 Oktober 2024. 

Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya kalangan akademisi, tentang pentingnya melindungi kekayaan intelektual (KI).

Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting, termasuk Sekretaris DJKI Anggoro Dasananto, dan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat, Masjuno. Para peserta, yang sebagian besar merupakan mahasiswa Universitas Telkom yang antusias mengikuti sesi pemaparan materi dan diskusi.

Pentingnya Perlindungan KI bagi Inovasi

Dalam sambutannya, Sekretaris DJKI, Anggoro Dasananto, menekankan pentingnya perlindungan KI bagi pengembangan riset dan inovasi di perguruan tinggi. 

“Inovasi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing bangsa. Dengan melindungi karya intelektual, kita dapat mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Senada dengan Anggoro, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat, Masjuno, juga menyampaikan pentingnya acara ini dalam membuka wawasan masyarakat tentang KI. 

"Kami berharap melalui acara ini, para mahasiswa dapat memahami pentingnya melindungi karya-karya mereka agar tidak dimanfaatkan oleh pihak lain," ungkap Masjuno.

Praktik Terbaik dari Universitas Telkom

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kerjasama Universitas Telkom, Rina Pudji Astuti, memaparkan praktik terbaik yang telah dilakukan oleh Universitas Telkom dalam membangun ekosistem KI. 

“Universitas Telkom telah memiliki pusat inovasi dan teknologi yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan mahasiswa,” ujarnya.

Materi yang disampaikan selama acara, para peserta mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai aspek KI, seperti: perlindungan merek, hak cipta, dan desain industri dan strategi sosialisasi KI. 

Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya melindungi kekayaan intelektual. Sehingga turut muncul lebih banyak inovasi dan kreativitas dari kalangan akademisi dan masyarakat umum. (*)