TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto melakukan Kunjungan Kerja atau Kunker ke Tasikmalaya dan Garut Jawa Barat selama 2 hari, Rabu-Kamis (20-21/4/2022).
Dalam kunker ini Menteri Airlangga didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Wakil Ketua DPR-RI Letnan Jenderal TNI (Purn) H. Lodewijk Freidrich Paulus, Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI, Tubagus Ace Hasan Syadzily, sejumlah pengurus DPD Partai Golkar Jawa Barat serta tamu undangan lainnya.
Dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Airlangga Hartarto mengatakan, searah dengan perkembangan zaman yang kian maju sudah seharusnya pesantren bisa melahirkan santripreneur berkelanjutan.
"Hal tersebut seiring dengan semangat enterpreneurship di kalangan santri dan gelombang gerakan kewirausahaan di dunia santri saat ini," ujarnya, Rabu (20/4/2022).
“Lahirnya generasi baru santri (santripreneur) di pesantren-pesantren di tanah air, seperti di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya ini tentu saja patut diapresiasi dan didukung," tambahnya.
Airlangga menyebutkan, berbagai kebijakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan dan kreatifitas harus hadir di tengah-tengah pondok.
“Tolong carikan satu ruangan di pesantren ini untuk menumbuhkan santripreuner dan kami nanti yang mengisi dan menyiapkannya,” kata Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Menurut Airlangga kehadiran ke Ponpes Suryalaya adalah amanah. Membesarkan Suryalaya juga adalah amanah dari tokoh-tokoh Golkar yang senantiasa selalu dekat dengan Abah.
Suryalaya telah menjadi perekat hubungan yang erat antara ulama dan umaro. Selalu bersama-sama dan mendukung pemerintah. “Karena itu membesarkan pesantren Suryalaya adalah sebuah keharusan,” katanya.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Suryalaya, KH. Baban Ahmad Jihad menyampaikan, pondok dan seluruh sayap dibawah naungan Pesantren Suryalaya Tasikmalaya hingga kini masih tetap istiqomah bersama Partai Golkar.
“Kedatangan Pak Airlangga merupakan anugerah bagi pesantren Suryalaya. Tolong dicatat ya, kami masih tetap istiqomah,” ucapnya.
Menurut Baban, keberpihakan kepada Partai Golkar sudah menjadi maklumat tertulis dari Abah (almarhum KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin atau Abah Anom), salah seorang pinisepuh Golongan Karya.
“Sebagai murid Insyaallah kami semua akan tetap mentaati apa yang telah diamanahkan seperti tertulis dalam maklumatnya itu,” katanya.
Pondok Pesantren Suryalaya, lanjut Baban, dikenal sebagai pesantren sufi terbesar di tanah air yang dirintis oleh Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad atau yang dikenal dengan panggilan Abah Sepuh pada tanggal 7 Rajab 1323 H atau 5 September 1905.
Setelah Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad berpulang ke Rahmattullah pada tahun 1956 di usia yang ke 120 tahun, kepemimpinan dan kemursyidannya dilimpahkan kepada putranya yang kelima, yaitu KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin yang akbrab dipanggil dengan sebutan Abah Anom.
"Pada masa kepemimpinan Abah Anom, Pondok Pesantren Suryalaya ini selain berperan aktif dalam kegiatan keagamaan, sosial, pendidikan, pertanian, kesehatan, lingkungan hidup, dan kenegaraan juga dikenal sebagai pesantren Inabah," jelasnya.
Baban menambahkan, Inabah adalah istilah yang berasal dari Bahasa Arab yang berarti pengembalian atau pemulihan, maksudnya proses kembalinya seseorang dari jalan yang menjauhi Allah ke jalan yang mendekati Allah.
"Abah Anom kemudian menggunakan nama inabah menjadi metode bagi program rehabilitasi pecandu narkotika, remaja-remaja nakal, dan orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan," ungkapnya saat kunjungan kerja Menteri Airlangga Hartarto. (*)
Pewarta | : Ade Anton Sulistyo (MG-379) |
Editor | : Deasy Mayasari |