TIMES JABAR, TASIKMALAYA – Di bulan suci Ramadan 1445 H, suasana di Mall Transmart Tasikmalaya terasa berbeda. Suara musik religi yang mengalun sejak pukul 08.00 WIB memberikan kekhasan tersendiri bagi pengunjung.
Namun, yang membuat perbedaan yang lebih mencolok adalah gelaran acara Gema Ramadan XXII 144H/2024, di mana siswa berkebutuhan khusus dari SLB Insan Sejahtera, Kota Tasikmalaya, tampil memukau penonton dalam gelaran fashion show yang menarik perhatian ribuan orang.
Mall Transmart Tasikmalaya merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang menjadi pusat perhatian selama bulan Ramadan. Namun, tahun ini suasana yang berbeda dirasakan sejak awal hari. Suara musik religi yang menyambut pengunjung sejak pagi memberikan nuansa yang lebih khidmat di bulan suci.
Di lantai dasar, tepat di tengah-tengah area, terlihat sebuah panggung yang dihiasi dengan backdrop bertema Ramadan. Di sebelah kanan panggung, terdapat kerumunan siswa-siswi yang tengah bersiap-siap untuk tampil dalam acara fashion show Gema Ramadan XXII yang diselenggarakan oleh Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Tasikmalaya.
Restu guru pendamping SLB Insan Sejahtera saat memberikan keterangan kepada TIMES Indonesia di acara Gema Ramadan 1445 H, Sabtu (30/3/2024) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Yang menarik, di antara ratusan hingga ribuan peserta, terdapat enam siswa berkebutuhan khusus yang tampil dalam gelaran ini. Bona, Laal, Agil, Okaan, Rizkia, dan Anisa adalah para siswa yang mewakili SLB Insan Sejahtera, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dengan menggunakan busana kebesaran Pramuka dan busana khas daerah, mereka tampil dengan percaya diri yang luar biasa di atas catwalk, memperlihatkan kebolehan mereka secara serasi, penampilan mereka tak henti-hentinya mendapat apresiasi dengan tepuk tangan teriakan histeris dari ratusan sebagai penyemangat untuk siswa ABK.
Kepala Sekolah Luar Biasa Tata Tajudin, yang akrab disapa Abah, menjelaskan bahwa keikutsertaan mereka untuk mengasah mental dan percaya diri siswa yang berkebutuhan khusus.
Peserta fashion show ini tidaklah biasa, karena dari ratusan sekolah yang mendaftar hanya satu yang datang dari SLB Insan Sejahtera, Kota Tasikmalaya, sekolah yang berkonsentrasi pada siswa yang memiliki kebutuhan khusus.
"Kumargi ABK anu lungsur di laga ieu aya anak Down Syndrome (DS) anu berkategori intelektualna rendah istilah populerna mah anak Tuna grahita Sedang ( C.1 ) tapi ternyata kagungan percaya diri anu memadai kanggo tampil di payuneun penonton. (Ya, ABK yang turun dan berlaga ada anak Down Syndrome (DS) yang memiliki intelektual rendah istilah populernanya Tuna grahita Sedang ( C.1 ) tapi ternyata memiliki percaya diri untuk tampil dihadapan para penonton," ungkap Tata Tajudin yang akrab disapa Abah, Sabtu (30/3/2024).
Meskipun beberapa siswa memiliki kategori intelektual yang rendah, seperti anak dengan sindrom Down, namun mereka memiliki tingkat percaya diri yang luar biasa untuk diasah dan tampil di hadapan publik.
Keberhasilan mereka tak luput dari bimbingan para guru yang tekun dan sabar mendampingi siswa ABK diantaranya Dedi Supriatna, Lela nurlela, Vera Heremawati, Restu Rahayu, Wulan Herpiani dan Muhammad Ramdhan.
Dua orang guru pendamping Vera Heremawati dan Restu Rahayu menyebut adanya kegiatan gema Ramadhan yang diselenggarakan oleh Kwarcab kota Tasikmalaya, dirinya merasa sangat senang karena anak didiknya di SLB Insan Sejahtera dapat tampil.
"Kami sangat senang, karena apa ? Karena keberadaan kami, SLB merasa diakui dan dihargai dan hal ini sesuai dengan yang diupayakan oleh pimpinan kami yang bercita-cita tinggi ingin terciptanya aksesibilitas terhadap anak-anak berkebutuhan khusus," terang Restu dan Vera.
Vera berharap aksesibilitas terhadap anak-anak berkebutuhan khusus di Kota Tasikmalaya dalam prespektif Kota Tasikmalaya sebagai Kota Inklusif bagi kehadiran para siswa ABK.
"Sengaja kita mengikutsertakan siswa dalam ajang ini Ingin mencoba Tandang Makalangan sekalipun bukan untuk menang. Tetapi paling tidak, upaya kami yang paling utama adalah bersilaturahim untuk mencari kebermaknaan dalam mengikhtiarkan terjadinya sosial dan asimilasi untuk berupaya meminimalisasi terjadinya perundangan atau Bullying," kata Vera.
Adapun bila diajang Gema Ramadhan ini siswa-siswi dampingannya masuk pada nominasi kemenangan, menurutnya itu adalah merupakan suatu anugerah kebahagiaan bagi pihaknya yang membinan Gugus 01.069 dan 01.070 SLB Yayasan Insan Sejahtera Kota Tasikmalaya di wilayah KCD XII.
Kehebatan penampilan siswa ABK perwakilan dari dari SLB Insan Sejahtera di ajang ini tidak hanya mendapat apresiasi dari penonton, tetapi tim juri dari Putra Putri Pendidikan Indonesia, Mojang dan Jejaka Kota Tasikmalaya, Putri Bumi Siliwangi serta Komandan Prototol XIII dai Universitas Bandung (UIN) Bandung.
Siti Nurlaela Hasanah salah satu juri dari Putra Putri Pendidikan Indonesia menyebut penampilan siswa ABK tidak kalah dengan siswa-siswi dari sekolah umum lainnya.
"Ya, tadi penampilan siswa ABK dari SLB sangat bagus dan saya pikir tidak kalah dengan penampilan dari sekolah umum lainnya," tandasnya.
Rival juri dari Mojang Jejaka pun berkomentar bahwa siswa ABK memiliki suatu kelebihan yang sangat luar biasa, salah satunya adalah kepercayaan diri.
"Ini yang menjadi kelebihan dari ABK, sewaktu ABK intu lagi keluarnya moodnya, penjiwaannya semua keluar jadi mereka sangat enjoy memerankan dirinya di atas cat walk, berbeda dengan gerakan dan penjiwaan yang sifatnya bimbingan dari hapalan dari pendampingnya," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Aksi Siswa Berkebutuhan Khusus dalam Fashion Show di Tasikmalaya
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |