TIMES JABAR, BANDUNG – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bandung menjadi penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan realisasi yang masuk ke kas daerah Pemkab Bandung mencapai Rp3,5 miliar atau lebih dari 100 persen hingga akhir Desember 2022 ini.
Pencapaian Disdagin ini diakui Bupati Bandung Dadang Supriatna yang diharapkan dapat menjadi pemicu bagi organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya di lingkungan Pemkab Bandung untuk bisa meningkatkan realisasi PAD-nya pada tahun-tahun mendatang.
Kepala Disdagin Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah mengakui retribusi pelayanan pasar merupakan objek PAD terbesar dalam realisasi PAD dari dinas yang dipimpinnya.
Dicky menyebut, dari 31 pasar yang ada di Kabupaten Bandung di mana sembilan pasar di antaranya dikelola oleh Disdagin melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Disdagin.
Menurutnya, Disdagin membawahi sembilan pasar melalui UPTD-nya. Selain itu juga ada dua pasar di antaranya yang bekerjasama dengan Pemkab Bandung dengan sistem Bangun Guna Serah (BGS) yaitu Pasar Soreang dan Pasar Cicalengka yang memberikan kontribusi tahunan sesuai kesepakatan Perjanjian Kerja Sama (PKS).
"Alhamdulilah kontribusi BGS dari dua pasar ini lebih besar," ungkap Dicky kepada TIMES Indonesia di lokasi Pasar Sehat Majalaya, Kamis (29/12/2022).
Akan tetapi, imbuh Dicky, realisasi retribusi dari sembilan pasar yang dikelola UPTD juga hampir sama nilainya. "Sehingga realisasi PAD Disdagin dari retribusi dan kontribusi pasar, ditambah dengan uji petik, sudah melebihi 100 persen realisasinya sebesar Rp3,5 miliar," kata Dicky.
Menurutnya, dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui aplikasi e-Retribusi dari Bank bjb, cukup berdampak signifikan dalam tercapainya realiasi target retribusi pasar.
"Dengan e-Retribusi ini kebocoran potensi retribusi lebih terkendali dan terbukti lebih efektif dalam pemungutan retribusi pasar sehingga mampu meningkatkan pemasukan PAD juga," ujar Dicky.
Selain dari restribusi pasar, imbuh Dicky, pendapatan lain cukup tinggi juga dihasilkan Program Tera Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP). "Karena kewenangan uji tera dari UTTP ini masih baru di Disdagin, jadi pemasukan PAD dari uji tera kita baru mengumpulkan Rp200 juta lebih," ungkapnya.
Dicky mengaku optimis realiasi PAD dari Disdagin akan terus naik pada tahun 2023, seiring pasca pandemi Covid-19 dan bertambahnya jumlah pasar yang bisa memberikan kontribusi PAD dari retribusi pasar.
Seperti dimulainya lagi pembangunan Pasar Sehat Majalaya di Jalan Anyar Desa Majasetra Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung yang diharapkan dapat memberikan kontribusi kerjasama dari investor atau pengembang ke Pemkab Bandung.
Maksud dan tujuan dilaksanakan pembangunan Pasar Majalaya ini, terang Dicky, dalam rangka menangani persoalan-persoalan atau tata ruang di Kota Majalaya,
Pasar Majalaya yang ada saat ini di ST dan Pasar Baru Majalaya, dinilai sudah sangat tidak memadai baik dari sisi ketertiban, keindahan, atau kesehatan lingkungan, sehingga diperlukan penataan.
"Jadi, dibangunnya Pasar Sehat Majalaya ini untuk menangani persoalan-persoalan penataan di Pasar Majalaya untuk relokasi di Pasar Sehat Majalaya ini," jelas Dicky.
Jumlah pedagang yang akan ditampung oleh Pasar Sehat Majalaya ini menurutnya mencapai 1.986 pedagang, baik dari pedagang eksisting di Pasar ST dan Pasar Baru Majalaya, ditambah para PKL yang ada di Kota Majalaya.
Soal harga toko, kios maupun lapak, pihaknya menyerahkan ke pengembang dengan memastikan tidak akan sampai memberatkan para pedagang.
"Kita siapkan sistem kredit bekerjasama dengan perbankan. Kita prioritaskan toko atau kios disediakan untuk para pedagang yang sekarang existing di Pasar Baru dan Pasar ST Majalaya," kata Kadis Perdagin Pemkab Bandung. (*)
Pewarta | : Iwa Ahmad Sugriwa |
Editor | : Ronny Wicaksono |