TIMES JABAR, BANDUNG BARAT – Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung Barat (Bapenda KBB) berhasil mengumpulkan Rp89,75 miliar atau 12,10 persen dari target tahunan sebesar Rp741 miliar hingga 17 Februari 2025. 

Sekretaris Bapenda KBB, Aang Nugraha, mengungkapkan bahwa capaian ini merupakan hasil dari berbagai upaya intensifikasi pajak yang dilakukan.

"Alhamdulillah, ini adalah bentuk dari upaya kami dalam mengoptimalkan potensi pajak daerah agar pembangunan di Bandung Barat semakin pesat. Masyarakat pun dapat merasakan dampak dari pajak yang mereka bayarkan," ujar Aang saat ditemui pada Selasa 18 Februari 2025. 

Strategi Optimalisasi Pajak Daerah untuk mencapai target, Bapenda KBB menerapkan berbagai strategi, di antaranya:

1. Intensifikasi Pajak:
   Pemutakhiran data dan pengawasan terhadap sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), restoran, dan hotel.
    
2. Layanan Pajak Keliling:
   Mobil layanan pajak ditempatkan di beberapa titik strategis, terutama di daerah terpencil, untuk memudahkan masyarakat dalam membayar pajak.
    
3. Pembayaran Pajak Online:
   Masyarakat dapat membayar pajak melalui BJB, Alfamart, Indomaret, serta platform digital seperti Tokopedia dan Bukalapak.
    
4. Stimulus Pajak:
   Pemerintah memberikan keringanan pajak berupa diskon 95 persen untuk PBB, sehingga beban masyarakat lebih ringan dibandingkan tahun sebelumnya.

Sektor Pajak Andalan dan Tantangan ke Depan

Tiga sektor utama yang menjadi andalan dalam penerimaan pajak daerah adalah:

1. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebagai penyumbang pajak terbesar.
2. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang kini turut dipungut oleh Bapenda KBB atas kerja sama dengan pemerintah provinsi, dengan target Rp164,5 miliar.
3. Pajak Restoran, yang terus mengalami peningkatan seiring bertumbuhnya bisnis kuliner di wilayah utara Bandung Barat.

Aang berharap efisiensi anggaran yang dicanangkan pemerintah tidak berdampak pada kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. 

Selain itu, pihaknya akan terus mengevaluasi kebijakan stimulus pajak berdasarkan tingkat kepatuhan dan kesadaran masyarakat.

"Kami mengimbau seluruh wajib pajak, terutama di sektor restoran dan hotel, untuk tetap berkontribusi. Pajak yang Anda bayarkan akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan dan layanan publik," pungkas Aang. (*)