TIMES JABAR, PANGANDARAN – Pada umumnya banyak orang yang pandai dalam memotret, namun kurang fasih dalam bercerita begitu juga sebaliknya. Tetapi, ternyata seorang fotografer juga mampu bercerita lewat karya fotonya atau photo story. 

Wisnu Bangun Saputro selaku owner Creative Visual Story Teller berbagi tips dalam bercerita lewat foto atau sering disebut “photo story”. Dalam acara Alumni Talk Series 2 yang dilaksanakan oleh Himpunan Prodi ilmu komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri).

Selain Wisnu, Edwin Aditya Pratam seorang Graphic Designer dan Videografer lulusan Unitri juga berkesempatan membahas perihal videografi dan politik branding.

Wisnu yang juga merupakan Alumni Unitri angkatan 2011 mengatakan, Sebuah foto yang baik adalah ketika cerita dan pesannya bisa tersampaikan kepada penikmat. Bahwa satu foto tidak dapat menjelaskan keseluruhan kejadian, maka perlu beberapa foto yang berkesinambungan dan tambahan sedikit narasi agar dapat membangun perspektif audiens sesuai dengan makna yang ingin si fotografer buat.

"Keistimewaan dari photo story adalah kita dapat membangun dan menggiring perspektif audiens agar dapat memahami makna cerita sesuai keinginan fotografer," ujarnya, Sabtu (18/9/2021).

Menurutnya, untuk menciptakan photo story yang baik maka diperlukan Shot List atau kerangka berfikir sebelum membuat photo story, sesuai dengan isue yang ingin diangkat. Observasi dan riset sangat dibutuhkan sebelum mengambil foto.

Lanjut ia, jika selesai nantinya keseluruhan foto akan disusun dengan metode EDFAT (Entire, Detail, Frame, Angle dan Time). "Sebetulnya Sederhana, menyusun photo story hanya dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menciptakan 1 photo story lengkap," tandas Mantan Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Unitri.

Namun, melalui metode EDFAT setidaknya dipermudah dalam merapikan hasil eksekusi foto di lapangan, agar tidak ada foto yang berulang dan memghasilkan photo story yang menarik. (*)