TIMES JABAR, JAKARTA – Manusia memerlukan air dalam jumlah tertentu untuk menjaga tubuh dari dehidrasi. Namun cairan yang berlebihan malah bisa menimbulkan 'keracunan air'. Seperti apakah itu?

Dikutip dari COVID Symptom Study, dokter junior Dr Chase Ng Peng Yun menyatakan jika mengonsumsi air di luar takaran normal tidaklah memperbaiki kesehatan atau 'menggelontor penyakit', tetapi justru bisa amat berbahaya.

Keracunan air, jika tidak ditangani, bisa membawa seseorang pada kejang-kejang, kehilangan kesadaran, koma bahkan meninggal dunia.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang bisa diwaspadai jika kita terlalu banyak mengonsumsi cairan:

1. Kepala pening
2. Kram, kejang dan/atau lemas otot
3. Merasa mual dan/atau muntah
4. Merasa lelah dan/atau pusing
5. Merasa bingung dan/atau galau

Beberapa gejala di atas memang mirip dengan gejala dehidrasi atau kurang cairan. Namun kunci yang membedakan adalah warna dan volume air seni. Minum banyak air, atau terlalu banyak, memicu sering buang air kecil dan urine berwarna amat pucat, bahkan seperti air putih.

Sementara gejala dehidrasi, sebagaimana dikutip dari COVID Symptom Study, dokter junior Dr Chase Ng Peng Yun menyebutkan jika tubuh mengirimkan sinyal-sinyal tertentu saat mengalami kekurangan cairan.

Sinyal yang harus diwaspadai itu antara lain:

1. Urine berwarna kuning tua dan berbau menyengat
2. Buang air kecil dengan jumlah sedikit dan kurang dari 4 kali sehari
3. Mulut dan/atau kulit terasa kering
4. Merasa haus
5. Kepala pening
6. Konsentrasi menurun
7. Cepat merasa lelah dan/atau pusing
8. Merasa bingung dan/atau galau

Jadi jika tanda-tanda tersebut mulai dirasakan seseorang, terutama yang terpapar Covid-19, maka dibutuhkan minum cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi. 

Untuk memenuhi kebutuhan cairan, lebih dianjurkan minum air putih ketimbang soft drink atau jus. Juga hindari minum kopi, teh dan alkohol berlebihan karena itu bisa lebih memicu dehidrasi. (*)