TIMES JABAR, CIANJUR – Kejadian tak mengenakkan dialami staf Humas DPRD Cianjur, Fiqri Supriyatna Jati Sukma. Motor yang setiap hari digunakannya untuk menunjang pekerjaan hilang saat diparkir di kawasan Pendopo Kabupaten Cianjur.
Peristiwa itu menimbulkan keheranan karena lokasi kejadian berada di area yang seharusnya terjaga ketat oleh petugas jaga dan dilengkapi kamera pengawas. Sayangnya, perangkat CCTV di titik strategis diketahui tidak berfungsi.
Menurut penuturan Fiqri, dia memarkir sepeda motor Honda Beat Deluxe warna hitam bernomor polisi F 3055 WAT pada pukul 08.20 WIB, sebelum menghadiri acara Mojang Jajaka Cianjur.
Namun ketika hendak diambil kembali sekitar pukul 10.00 WIB, motor itu sudah tidak berada di tempat. “Motor saya diparkir di dalam Pendopo Cianjur dan sudah dikunci stang. Tapi saat dicek lagi, hilang begitu saja,” katanya dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Senin (25/8/2025).
Dia sempat meminta pertolongan kepada petugas Satpol PP yang berjaga, namun tanggapannya dinilai tidak serius. Saat berinisiatif memeriksa rekaman CCTV, Fiqri menemukan bahwa kamera di area parkir maupun pintu gerbang dalam kondisi mati.
CCTV lain yang masih menyala pun terlalu jauh sehingga gambar buram dan tidak bisa dijadikan bukti. Lebih lanjut dia menaksir kerugian mencapai Rp29 juta, termasuk hilangnya helm dan kamera kantor.
Fiqri berharap pengelolaan keamanan di kawasan Pendopo ditingkatkan agar tidak ada lagi korban. “Seharusnya keamanan lebih diperhatikan. Kalau sampai di Pendopo saja bisa ada pencurian, artinya pencuri tahu betul celahnya,” ujarnya.
Merespon hal tersebut Plt Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Cianjur, Djoko Purnomo, membenarkan laporan kehilangan tersebut. Ia menjelaskan pada hari kejadian, Pendopo tengah digunakan untuk tiga agenda sekaligus, sehingga situasi sangat ramai.
“Ini jadi evaluasi kami. Ke depan setiap orang yang masuk akan diperiksa lebih ketat,” tuturnya. Djoko menyebut hilangnya motor dipengaruhi beberapa faktor, antara lain pengamanan kendaraan yang minim, keramaian lokasi, serta rusaknya CCTV.
Jumlah petugas yang terbatas juga membuat pengawasan tidak maksimal. “Hanya empat orang yang jaga di depan, sementara yang datang ratusan. Itu jadi kendala,” tuturnya.
Sementara itu Kanit Reskrim Polsek Kota Cianjur, Ipda Radhika, mengungkapkan pihaknya belum menerima laporan resmi dari korban. Meski begitu, pengecekan awal di lokasi bersama petugas telah dilakukan, dan hasilnya sama, CCTV di area kejadian tidak berfungsi. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Ronny Wicaksono |