TIMES JABAR, TANGERANG SELATAN – Cara berpikir masyarakat negara maju berbeda dengan negara berkembang. Hal ini bisa dilihat dari logika berpikir mereka dan cara pandang mereka terhadap segala sesuatu secara positif dan tidak tendensius.
Di negara maju, logika berpikir dibangun sejak kecil, dan ketika mereka beranjak remaja menuju dewasa, logika berpikir mereka berjalan dengan baik serta mampu berpikir dengan logika yang benar. Namun, tidak semua cara berpikir yang benar menurut mereka bisa digunakan masyarakat Indonesia.
Inilah pentingnya membangun sumber daya manusia berkualitas secara merata dari Sabang sampai Merauke. Niat baik pemerintah dalam membangun kualitas sumber daya manusia ini bisa dilihat dari tempat pendidikan, seperti IPDN sebagai tempat pendidik calon pemimpin masa depan melalui ikatan dinas yang ada di daerah.
Kemudian ada Lemhanas, Kodiklat, atau program lainnya. Sementara cara industri swasta dalam membangun SDM bisa melalui pemusatan latihan dan pengembangan mereka.
Perusahaan sangat bangga memiliki karyawan dengan inisiatif tinggi, dan SDM seperti inilah yang dibutuhkan perusahaan. Inisiatif identik dengan semangat kerja dan individu yang memiliki etos kerja dan produktivitas tinggi.
Jika setiap individu di perusahaan memiliki inisiatif dan memahami apa yang menjadi tugas yang diberikan, hal ini akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri bagi perusahaan.
Melalui inovasi, inisiatif, dan etos kerja yang tinggi, menjadi modal besar perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis di era global. Jangan heran bila ada perusahaan tertentu menetapkan standar rekrutmen tinggi. Bahkan ada perusahaan yang meminta calon karyawan melakukan presentasi di hadapan HRD dan calon user.
Dengan metode ini, user bisa melihat kemampuan calon karyawan dari berbagai sudut pandang terkait dengan pengalaman, wawasan, dan kemampuan dalam komunikasi melalui presentasi yang disampaikan.
Inilah pentingnya anak-anak remaja sebagai generasi masa depan diajarkan berpikir dengan benar dari usia remaja, dari rumah melalui komunikasi dan diskusi dalam keluarga, agar kebiasaan ini berkembang menjadi budaya, termasuk membangun budaya membaca atau berkunjung ke perpustakaan.
Membaca adalah salah satu cara menambah ilmu pengetahuan dan wawasan agar sudut pandang masyarakat dalam memahami segala permasalahan termasuk dalam membangun pola pikir yang positif.
Membuka dan menambah wawasan diri bisa melalui orang lain yang kita anggap sukses dan bisa menjadi panutan. Jangan heran banyak orang sukses membagikan pengalaman mereka dalam bentuk buku atau film pendek agar bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.
Bisnis membutuhkan SDM dengan kemampuan di atas rata-rata, agar pemilik usaha merasa tenang bisnisnya dikelola oleh orang yang tepat dan sesuai dengan kompetensinya. Cara lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia selain pendidikan formal bisa melalui pengalaman hidup (learning by doing).
Dengan pengalaman ini, mereka menjadi matang dengan pengalaman hidup dan hafal dengan siklus dalam menjalankan usaha serta hafal dengan karakter orang lain.
Disiplin adalah kunci utama seseorang bisa sukses dalam kehidupan sosial. Soft skill akan menjadi nilai tambah seseorang mencapai kesuksesan. Sebagian besar orang sukses memiliki kemampuan soft skill di atas rata-rata.
Soft skill yang dimiliki orang sukses tidak didapatkan secara formal di bangku pendidikan, namun lebih banyak diperoleh dari relasi dan kegiatan sosial mereka. Semakin luas relasi sosial mereka, maka semakin kuat soft skill yang dimiliki.
Inilah pentingnya setiap individu memiliki soft skill. Presiden Soekarno adalah salah satu contoh pemimpin bangsa yang kehebatan dan kemampuannya diakui oleh dunia tidak terlepas dari soft skill yang dimiliki. Termasuk Erick Tohir, Sandiaga Uno, dan Chairul Tanjung yang sukses dalam membangun bisnis.
Semakin luas relasi dan kemampuan soft skill seseorang, maka semakin terbuka lebar kesempatan untuk menjadi orang sukses yang berkualitas dari berbagai aspek tentunya.
Komitmen terhadap waktu menjadi bagian terpenting dari kesuksesan seseorang, karena waktu tidak bisa diulang. Individu yang memiliki kemampuan dalam mengatur waktu akan memiliki kesempatan yang lebih besar dalam mencapai kesuksesan.
***
*) Oleh : Sugiyarto, S.E., M.M., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : |
Editor | : Hainorrahman |