TIMES JABAR, BANDUNG – Manusia menjadi lansia adalah fitrah alam yang tidak bisa dihindari. Sejak lahir hingga nanti berpulang kepadaNya, maka manusia berproses waktu demi waktu.
Ada yang ketika menginjak usia tua harus dalam bersusah payah, ada juga yang bahagia dan bisa menikmati hari tua dengan ceria.
Kondisi tersebut tentu menjadi dambaan banyak lansia dan tidak sedikit yang mengimpikan hal tersebut.
Bahagia acapkali disandingkan dengan banyaknya harta saja tetapi pada saat usia menginjak tua, tidak hanya materi saja yang bisa mendukung kebahagiaan lansia tetapi hidup sehat dan bisa berteman juga bersilahturahmi dengan lainnya menjadikan usia lansia menjadi berkualitas.
Tidak sedikit, banyak lansia yang terpenuhi segala kebutuhan hidupnya tetapi malah merasa “gersang” karena tidak memiliki keterikatan hubungan manusia atau sosial dengan lainnya.
Padahal, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk berinteraksi.
Indonesia Rumah Lansia menjadi solusi agar para lansia bisa berbahagia bersama dan menikmati hidup waktu demi waktu dengan berkualitas.
Didirikan September 2019 di Kabupaten Bandung tidak menjadi halangan untuk terus berkiprah dan menyebarkan “virus” positif di antara lansia.
“Alhamdulilah ketika pertama Indonesia Rumah Lansia (IRL) didirikan resposnnya bagus, yang tertarik hingga 400 orang lebih bergabung dan para lansia memiliki perubahan karakter, mereka jadi lebih sehat setelah bergabung dan menjalankan aktivitas di IRL,” ujar Dr. Susiana Nugraha, MN, Founder Indonesia Rumah Lansia, Sabtu (19/08/2023).
“Dengan progres yang bagus, dulu ada sekitar 7 sekolah di sana, sekarang sudah ada 10 sekolah,” ungkapnya.
Susiana menjelaskan setelah berjalan di Kabupaten Bandung, giliran IRL kota Bandung didirikan di bulan Februari 2020 seperti di Antapani, Sukajadi dengan konsep per kecamatan dibentuk dan pendiriannya pun kolaborasi dengan dinas DP3ATM yang membawahi lansia.
Ia pun menuturkan setelah selanjutnya dinas DP3ATM tidak lagi membawahi lansia, IRL pun jalan sendiri hingga saat ini dan antusias masyarakat pun luar biasa.
Susiana pun menerangkan berkat kegigihan teman-teman lansia di sini, IRL kota Bandung sudah ada di 12 Kecamatan dengan jumlah anggota 1.800 orang.
“Para lansia di sini begitu antusias ikut kegiatan-kegiatan IRL karena program kegiatan kami di sini adalah kegiatan promotif, preventif, dengan niatan awal agar para lansia ini diperhatikan,” terang founder IRL.
“Orang-orang kan saat ini sibuk dengan program stunting anak, kematian ibu dan anak, nah, perihal orang-orang lanjut usia ini belum ada yang memikirkan, jadi disinilah saya ambil peran bagaimana agar lansia ini bisa juga diperhatikan,” ulas Susiana.
Susiana pun memaparkan kegiatan yang dilakukan di IRL itu pun berhubungan pula dengan background pendidikannya yakni penelitian, dosen juga dan juga dengan teman-teman di IRL yang memiliki visi yang sama.
Sang dosen ini pun menerangkan bahwa kehadiran teman-teman pengurus IRL yang membantu hingga saat ini di IRL ini memiliki background kepentingan yang sama dan mereka pun bersama-sama menciptkan misi, dan lingkungan yang baik jika nanti menua.
Susiana menjelaskan bahwa kegiatan di IRL ada ada 4 macam kegiatan yakni Sekolah Lansia, Berkolaborasi juga dengan dinas-dinas setempat dalam pengembangan ramah lansia, pemberdayaan berbentuk pelatihan bagi lansia.
Dosen yang mahir berbahasa Jepang ini pun menuturkan bahwa kegiatan rutin yang dilaksanakan hingga saat ini adalah sekolah lansia. Kegiatannya adalah mengajak para lansia bersama-sama terhubung dengan lansia yang lain untuk caranya bagaimana agar bisa menikmati masa tua dengan menyenangkan. (*)
Pewarta | : Djarot Mediandoko |
Editor | : Faizal R Arief |