TIMES JABAR, JAKARTA – Newcastle United akhirnya mengakhiri penantian panjang selama 70 tahun untuk meraih trofi domestik setelah mengalahkan Liverpool dengan skor 2-1 di final Piala Liga, Minggu (16/3/2025) di Stadion Wembley.
Gol-gol yang dicetak Dan Burn dan Alexander Isak di masing-masing babak menjadi pemicu pesta besar bagi para pendukung The Magpies.
Momen bersejarah ini diawali oleh sang pahlawan lokal, Dan Burn, yang mencetak gol lewat sundulan keras pada menit ke-45. Gol tersebut menjadi hadiah atas dominasi Newcastle di babak pertama.
Didukung lautan suporter yang mengenakan atribut hitam-putih, Newcastle semakin mengendalikan jalannya laga. Tujuh menit setelah jeda, penyerang asal Swedia, Alexander Isak, berhasil menaklukkan kiper Liverpool, Caoimhin Kelleher, dengan tembakan akurat.
Liverpool, yang memimpin klasemen Premier League, hanya mampu memperkecil ketertinggalan di masa injury time melalui gol Federico Chiesa. Namun, kerusakan sudah terjadi, dan kemenangan menjadi milik Newcastle di bawah asuhan Eddie Howe, yang membawa klub meraih trofi domestik pertama sejak menjuarai Piala FA pada tahun 1955.
Dua tahun sebelumnya, Newcastle mengalami kekecewaan setelah kalah di final Piala Liga melawan Manchester United. Namun, kali ini mereka berhasil menulis sejarah baru berkat dukungan luar biasa dari para penggemar.
"Ini semua untuk para fans," ujar kapten Newcastle, Bruno Guimaraes, yang bergabung setelah akuisisi klub oleh konsorsium Arab Saudi pada 2021. "Saya datang ke sini untuk mencatatkan nama saya dalam sejarah. Kini, kami bisa mengatakan bahwa kami adalah juara."
Sementara itu, Liverpool tampak lesu, seolah masih merasakan dampak kekalahan dari Paris Saint-Germain melalui adu penalti di Liga Champions pada Selasa sebelumnya.
Statistik pun mencerminkan performa buruk mereka, di mana Mohamed Salah untuk pertama kalinya dalam kariernya di Liverpool tidak mampu melepaskan tembakan atau menciptakan peluang selama 90 menit bermain.
Meski hampir pasti menjuarai Premier League, manajer Liverpool, Arne Slot, harus menerima kekalahan pahit dalam final pertamanya di Wembley.
"Ini hasil yang mengecewakan dan performa yang mengecewakan," kata Slot. "Pertandingan berjalan persis seperti yang diinginkan Newcastle. Mereka pantas menang."
Dominasi Newcastle Sejak Awal
Newcastle tampil lebih mengancam sejak awal laga. Sandro Tonali nyaris membuka keunggulan melalui tembakan yang meleset tipis di sisi gawang.
Liverpool tampaknya puas dengan hasil imbang hingga jeda, tetapi Burn mematahkan ambisi tersebut dengan sundulan keras yang tak mampu dihentikan Kelleher. Gol ini menjadi yang pertama bagi Burn musim ini sekaligus gol pertama Newcastle di Wembley sejak Rob Lee mencetak gol di semifinal Piala FA melawan Chelsea pada 1999.
Hanya berselang tujuh menit di babak kedua, Jacob Murphy mengirimkan umpan yang disambut Isak dengan tembakan kilat, memperbesar keunggulan Newcastle. Isak, yang telah mencetak 23 gol musim ini, kini menjadi idola baru di kota yang telah lama memuja para penyerang legendaris seperti Jackie Milburn dan Alan Shearer.
Liverpool mencoba bangkit, dengan Curtis Jones memaksa kiper Nick Pope melakukan penyelamatan gemilang. Namun, Newcastle nyaris menambah keunggulan jika saja Isak tidak digagalkan oleh Kelleher dari jarak dekat.
Gol Chiesa yang disahkan VAR setelah sempat dianulir karena offside, membuat para pendukung Newcastle tegang di masa tambahan waktu. Namun, peluit akhir menjadi tanda berakhirnya puluhan tahun penderitaan dan memicu perayaan besar-besaran di London oleh para Geordie yang akhirnya merasakan kejayaan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kalahkan Liverpool di Final Piala Liga, Newcastle United Akhiri Puasa Gelar Selama 70 Tahun
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |