TIMES JABAR, MALANG – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang kembali menorehkan kisah inspiratif dari salah satu mahasiswanya. Ray Bara, mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S-1, berhasil meraih predikat cumlaude terbaik pada wisuda periode 12 April 2025 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mengagumkan, 3.78, yang diraihnya dalam waktu studi yang efisien, hanya 3.5 tahun.
Di balik kesuksesan akademiknya, tersembunyi kisah perjuangan dan motivasi yang kuat. Lahir di Rantepao Toraja Utara Sulawesi Selatan pada 15 Mei 2003, Ray tumbuh dalam keluarga sederhana.
Ayahandanya wafat karena sakit saat ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar pada tahun 2014, dua tahun setelah pindah ke Balikpapan.
Ayahnya meninggalkan ibunda tercinta, Novita Bara, untuk membesarkan tujuh orang anak.
Dengan gigih, sang ibu berjuang menghidupi dan menyekolahkan seluruh buah hatinya. Ray, sebagai anak kelima, kini tinggal bersama dua adiknya yang masih menempuh pendidikan; satu di perguruan tinggi swasta di Malang dan si bungsu yang masih SMP di Balikpapan, tempat ibunda mencari nafkah dengan berdagang di toko sembako sejak tahun 2012.
"Tentu saja saya sangat bangga bisa mendapatkan predikat cumlaude terbaik ini," ungkap Ray dengan senyum haru, kepada Times Indonesia, Selasa (15/4).
Ia membagikan tips suksesnya dalam menyeimbangkan antara kegiatan perkuliahan, organisasi.Ray aktif di himpunan Teknik Sipil ITN pada tahun 2023 dan menjadi duta kampus pada tahun 2024, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
"Perkuliahan bukan hanya tentang belajar di kelas. Jadilah mahasiswa yang tidak hanya cemerlang secara akademik, tetapi juga aktif berkontribusi untuk lingkungan sekitar, karena prestasi sejati adalah ketika kita mampu memberi dampak positif bagi orang lain." ujarnya.
Dedikasi dan potensi Ray telah tercium oleh dunia industri. Bahkan sebelum dinyatakan lulus, ia telah mendapatkan tawaran bekerja di PT. Sukma Sadha Design di Bali.
Tugas akhirnya yang berjudul “Studi Alternatif Perencanaan Struktur Atas Gedung Kanwil BRI Malang Dengan Menggunakan Sistem Ganda (Dual System)” semakin menunjukkan kompetensinya di bidang teknik sipil.
Ray juga terbilang moncer dengan raihan prestasinya seperti menyabet Finalis 10 besar Putera-Puteri Pendidikan Jawa Timur 2022.
Dia juga juara Harapan 2 Fondasi Balsa Bridge Competiton, Fondasi Days 2023 (Universitas Sebelas Maret, Finalis Lomba Beton Nasional, Civil National EXPO 2023 (Universitas Tarumanegara), Juara 2 Lomba Balsa Bridge Competition, DISCOVERY 3.0 2023 (Universitas Wijayakusuma Purwokerto), Runner Up 1 Duta Kampus ITN Malang 2023 (Institut Teknologi Nasional Malang) dan Fakultas Lolos Magang Bersertifikat (MBKM) Batch 5 di PUPR 3 provinsi, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Namun, di balik gemilangnya prestasi di Malang, hati Ray tertambat pada tanah kelahirannya. Ia memiliki mimpi besar untuk melihat Rantepao, pusat budaya Suku Toraja yang kaya, menjadi lebih maju. "Saya sangat ingin kembali ke tanah lahir saya. Ada mimpi membangun Rantepao agar lebih dikenal dan lebih maju, karena saat ini kota ini masih sedikit tertinggal dibandingkan dengan kota lainnya," tuturnya dengan penuh harap.
Sebagai wujud bakti kepada sang ibunda yang telah berjuang keras membesarkannya dan saudara-saudaranya, Ray memiliki janji yang tulus.
"Jika saya sukses kelak, saya ingin membawa mama nanti supaya bisa tinggal di Jawa bersama anak-anaknya, karena kakak-kakak semua sudah berada di Jawa," ucapnya dengan mata berbinar.
Kisah Ray Bara, lulusan terbaik ITN Malang periode April 2025, adalah cerminan semangat pantang menyerah, kemampuan menyeimbangkan diri, dan cinta yang mendalam terhadap keluarga serta tanah kelahiran. Prestasinya tidak hanya membanggakan almamater, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus bermimpi dan berkontribusi bagi bangsa. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ray Bara Peraih Cumlaude Terbaik ITN Malang, Anak Pedagang Sembako dengan Mimpi Bangun Tanah Leluhur Toraja
Pewarta | : Sudarmaji |
Editor | : Deasy Mayasari |