TIMES JABAR, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI sekaligus Anggota Komisi VIII DPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di bawah Kementerian Agama.

Menurut Hidayat, keputusan yang keluar pada 21 Oktober 2025, menjelang Hari Santri Nasional, menjadi “kado indah” bagi dunia pesantren dan hasil dari perjuangan panjang berbagai pihak sejak disahkannya UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

“Sejak periode sebelumnya, Komisi VIII DPR telah memperjuangkan agar ada lembaga khusus yang menangani pesantren. Pembentukan Ditjen Pesantren adalah bentuk nyata keberpihakan negara terhadap lembaga pendidikan Islam tradisional,” ujar Hidayat dalam Dialog Peningkatan Mutu Pendidikan Islam di Pesantren Darunnajah, Jakarta, Rabu (23/10/2025).

Ia menilai, dengan lebih dari 42 ribu pesantren dan 11 juta santri di seluruh Indonesia, serta hampir 300 ribu lembaga pendidikan keagamaan seperti madrasah diniyah dan lembaga tahfidz, sudah sepantasnya pengelolaan pesantren ditangani oleh lembaga setingkat direktorat jenderal.

Hidayat menjelaskan, sesuai Perpres Nomor 140 Tahun 2024 tentang Organisasi Kementerian Negara, pembentukan direktorat jenderal dimungkinkan jika berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas pokok kementerian dan memiliki beban kerja besar.

“Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tapi juga pusat dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Beban kerja ini terlalu besar jika hanya ditangani lembaga selevel direktorat,” tegasnya.

Politikus PKS itu juga berharap penyusunan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Ditjen Pesantren dapat melibatkan aspirasi pesantren dari berbagai daerah, termasuk dalam hal peningkatan kualitas pendidikan, penguatan fasilitas, dan pemanfaatan Dana Abadi Pesantren.

“Kami berharap pembentukan Ditjen Pesantren segera terealisasi agar dukungan pemerintah terhadap dunia pesantren semakin konkret dan merata,” pungkasnya.

Kegiatan di Pesantren Darunnajah itu turut dihadiri oleh Prof. Dr. KH. Sofwan Manaf, Dr. KH. Busthomi Ibrohim, Dr. Hasan Darojat (Rektor Universitas Darunnajah), KH. Sulaeman Ma’ruf dari Pesantren Darul Istiqamah, serta Syeikh Ubaid Ramadhan dari Universitas Al-Azhar Mesir. (*)